tugas individu
Nama : Sitti Fatimah
Kelas/Nim : B/ 105104041
Prodi : PBSI
Tempat
: Ruangan DH. 103
Waktu : Pukul 08.00 wita
Hari : Sabtu, 13 April 2012
Analisis
Dialog percakapan
Imha : kenapa lama sekali datang?
Inha : terlambatka bangun!
Imha : mddddd,,, pasti nonton mako
sede heartstring
Inha : iya…… tidak belajarka gara-
gara nonton
Imha : tidak bosan mu itu nonton
teruski
Inha :
bukan,, tadi malam datang ki sepupuku baru mauki na nonton jadi ikut tong maka nonton
Sute :
apa ji ina itu terus nakerja nontonka…..!!!
Inha :
dari pada kau tidur ji mukerja
Imha :
iy….. tapi ada film baruku nah!
Suthe :
film apa lagi?
Imha :
itu iya filmnya dream high 2
Suthe :
astaga, ada ki itu filmnya temanku
Imha :
masa????
Suthe :
iya, adaki.
Imha :
jadi gue harus bilang wahhh gitu….. wahhhhh…!!!
Inha :
jadi salah gue. Salah mulut gue!
Imha :
hahahhahahahah!!!!!!
Inha :
bagus ji kah filmnya
Imha :
iya, kerenki. Lebih keren dari pada dream high 1
Suthe :
lucuki bede nabilang temanku
Imha ;
copykan nanti naph!
Suthe :
iya, bentarpi ku minta sama temanku
Inha :
ada mi bapak, ayomi masuk……!!!!!!!
Analisis:
Teori ferdinand De Saussure
Menurut
Ferdinand De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur (speech act) sebagai satu rangkaian
hubungan antara dua orang atau lebih. Perilaku bertutur ini terdiri dari dua
bagian kegiatan yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian luar dibatasi oleh
mulut dan telinga sedangkan bagian dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat
dalam otak pembicara atau pendengar. Seperti yang terlihat pada contoh di bawah
ini :
Imha :
iy….. tapi ada film baruku nah!
Suthe :
film apa lagi?
Imha :
itu iya filmnya dream high 2
Pada
percakapan di atas terlihat bahwa si penutur A mengemukakan sebuah konsep
kepada pendengar B, maka konsep itu memberikan bunyi yang berupa ucapan. Ucapan
tersebut bergerak dari mulut A kemudian melewati udara ketelinga si pendengar
B, dari telinga B gelombang bunyi bergerak terus masuk ke otak B dan membentuk
rangsangan yang membuat si pendengar B memberi umpan balik kepada si penutur A.
Dalam hal ini sebelum si pendengar memberi respon atas tuturan pembicara A dia
melakukan proses berfikir yang termasuk dalam kegiatan bagian dalam menurut
ferdinand de saussure. Sedangkan pada kegiatan bagian luar nampak pada saat si
penutur A membuka sebuah konsep atau tindakan berbicara.
Teori Leonard Bloomfield
Menurut
Bloomfield makna (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme. Unsur-unsur
linguistik yang dijelaskan berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut didalam
lingkungan (environment) dimana
unsur-unsur itu berada. Hal ini sesuai
dengan contoh percakapan diatas:
Imha ;
copykan nanti naph!
Suthe :
iya, bentarpi ku minta sama temanku
Pada
percakapan diatas terlihat bahwa “imha meminta di copykan”, sedangkan suthe
dengan adanya stimulus dari imha dia akan melakukan apa yang di minta oleh imha
karena dia merespon apa yang dikatan oleh imha.
Teori John Rupert Firt
Menurut
teori Rupert Firt menyatakan bahwa bahasaadalah susunan dari konteks-konteks. Tipa
konteks-konteks mempunyai peranan sebagai lingkungan untuk unsur-unsur atau
unit-unit tiap tingkat bahasa. Susunan dari
kontek-konteks tersebutlah yang membentuk satu keselurahan dari kegiatan-kegiatan
yang penuh arti. Hal ini terlihat pada
bagian percakapan
Suthe :
astaga, ada ki itu filmnya temanku
Imha :
masa????
Pada
percakapan diatas kata “Masa” tidak berarti menujukkan sebuah urutan waktu,
namun kata “Masa” jika disesuaikan
dengan konteksnya merupaka suatu ungkapan penegas, yang menyatakan bahwa si
pembicara A memiliki apa yang diinginkan oleh si pendengar B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar