Apresiasi Puisi
Nama : Arini Suastika
Nim : 105104037
PANTUN
Sepertinya misi kita jauh lebih
bagus dan praktis
Daripada misi Angga
Kita harus optimis
Saat misi kita terealisasikan
mereka pasti bangga
Sepertinya puisi jauh lebih romantis
Daripada pujangga
Kau akan
terketis
Saat puisi di deklamasikan oleh
pujangga.
Ada telur ayam yang hampir menetas
Eh, ternyata telur milik Bu Tukimen
Mari memilih pemimpin yang
berintegritas
Serta memiliki komitmen.
Agar aku tidak langguk, mengamuk
dan mengagumimu
Biarkanku ke jalan-Nya, seseorang
berpinta
Ajarkanku sujud, rukuk, dan tunduk
hanya kepada-Mu
Agar aku tidak tersesat, wahai Sang Pencipta.
SYAIR
Menasehati
Oleh: Raja
Ali Haji
Dengarkan tuan ayahanda berperi,
Kepada anakanda muda bestari,
Jika benar kepada diri,
Nasihat kebajikan ayahanda beri.
Ayuhai anakanda muda remaja,
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja.
Mengerjakan gubernemen janganlah
malas,
Lahir dan batin janganlah culas,
Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.
Jika anakanda menjadi besar,
Tutur dan kata janganlah kasar,
Janganlah seperti orang sasar,
Banyaklah orang menaruh gusar.
Tutur yang manis anakanda tuturkan,
Perangai yang lembut anakanda lakukan,
Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Kemaluan orang yang anakanda pikirkan.
Kesukaan orang anakanda cari,
Supaya hatinya jangan lari,
Masyurlah anakanda dalam negeri
Sebab kelakukan bijak bestari.
Nasehat ayahanda anakanda pikirkan,
Keliru setan yang anakanda jagakan,
Orang berakal yang anakanda hampirkan,
Orang jahat yang anakanda jauhkan.
Setelah orang besar pikir yang karu,
Tidak mengikut pengajaran guru,
Tutur dan kata haru-biru,
Kelakuan seperti anjing pemburu.
1.
Teori Medan oleh Kurt Lewin
A. Konsep Utama Teori Kurt Lewin
Teori
medan (field theory) diperkenalkan oleh Kurt Lewin setelah beliau meninggalkan
teori medan gestalt lalu mengembangkan teorinya sendiri.lewin mempunyai
perhatian sangat besar terhadap penyelidikan mengenai motivasi perilaku manusia
yang menurut pandangan beliau merupakan tenaga atau kekuatan yang berhubungan
erat dengan sistem ketegangan psikologi. Dalam mengembangkan teori ini lewin
menggunakan konsep ilmu fisika yang disebut medan dinamik (dynamik field)
seperti medan magnet, yakni semua partikel berinteraksi satu sama lain , dan
setiap partikel dipengaruhi oleh kekuatan yang ditentukan oleh medan magnetik
itu pada suatu waktu tertentu. Tampaknya, pengaruh behaviorisme agak terasa
juga di dalam perkembangan teori ini meskipun hanya sedikit.
Dalam
hai ini, lewin telah mengembangkan satu konsep penting dalam teorinya yang
hampir sama dengan teori medan gestalt, yakni konsep “ruang Penghidupan” di
mana setiap perilaku berlangsung. Menurut Lewin ruang penghidupan seseorang
terdiri dari:
a) diri sendiri, keperluan utama sendiri,
keperluan diri pada satu saat tertentu, maksud dan rencana sendiri.
b)
Lingkungan perilaku orang itu, lingkungan fisik lingkungan sosial, lingkungan konsepsi
sebagai yang ditanggapinya dalam hubungannya dengan keperluan-keperluan dan
maksud-maksudnya.
Keadaan
setiap bagian dari ruang penghidupan ini, misalnya diri sendiri, bergantung
pada keadaan dan antarhubungan di mana setiap bagian lain dengan diri sendiri
pada waktu tertentu itu. Setiap pengamat memandang penghidupan ini secara
objektif dan tidak secara subjektif. Oleh karena itu, pendekatan ini tampak
dipengaruhi oleh behaviorisme. Meskipun demikian, teori lewat ini dimasukkan
dalam kelompok teori kognitif karena peranan diri sendiri (organisme) di dalam
ruang penghidupan itu sangat besar, terutama dalam menetukan reaksi (respon)
atas organisme individu itu.
Dalam
ruang penghidupan ini terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu
itu sesuai dengan keperluan-keperluan individu tersebut. tujuan-tujuan yang
ingin dicapai inilah yang membangkitkan kekuatan penarik atau kekuatan positif
dan kekuatan penolak atau kekuatan negatif yang menimbulkan sistem-sistem
ketegangan yang akan menetukan arah pergerakan individu itu dalam ruang
penghidupannya. Menurut lewin, sistem-sistem ketegangan inilah yang menjadi
dasar perilaku. Dalam menentukan sifat-sifat ketegangan ini organisme itu
sendiri memegang peranan sangat penting. Umpanaya, seseorang setelah mengamati
ruang penghidupannya berdasarkan keperluan-keperluannya telah merasa tertarik
pada sesuatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan keperluannya itu; tetapi
dalam usahanya untuk mencapai tujuan itu muncul suatu halangan yang menghambat
tercapainya tujuan itu. Maka halangan ini akan membangkitkan berbagai
ketegangan yang bisa menimbulkan berbagai pengaruh atau akibat sesuai dengan
keadaan ruang penghidupan itu.
2.
Teori Perkembangan Kognitif oleh Jean Piaget
Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku
Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun
2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri.
Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai
gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka
terhadap dunia.
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan
dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia
kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian
pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan
diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam
pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika
individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Seorang anak tujuh tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang
gambar di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang
harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku. Dengan mengenal kedua benda
ini, ia menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran yang sudah ada (asimilasi).
Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia mengayunkannya dengan keras maka
paku tersebut bengkok, sehingga ia kemudian mengatur tekanan pukulannya.
Penyesuaian kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut,
sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari
satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang
individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara
struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan
selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan
menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Menurut Piaget ada empat buah peringkat penting dalam perkembangan
kecerdasan. Keempat peringkat atau tahap itu adalah sebagai berikut:
a) Tahap deria-motor (sensory motor), tahap ini terjadi antara
umur nol sampai dua tahun merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini,
perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi
untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan
mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
b) Tahap praoperasi, yaitu tahap
sebelum operasi yang sebenarnya,terjadi antara umur dua sampai tujuh tahun.
Pada tahap ini ditandai dengan munculnya satu peristiwa yang disebut fungsi
simbolik. Fungsi simbolik merupakan kepandaian kanak-kanak untuk membedakan apa
yang disebut significant atau lambang
dan significate atau objek.
c) Tahap operasi konkret,
yaitu operasi yang sebenarnya mengenai objek-objek konkret antara umur tujun
sampai dua belas tahun. Pada tahap ini kanak-kanak sudah mampu melihat atau
memahami dan mengatur kelas-kelas yang logis dan hubungan-hubungan yang logis
di antara benda-benda, termasuk nomor-nomor.
d) Tahap operasi formal,
yaitu tahap operasi proposisi setelah berumur dua belas tahun. Pada tahap ini
kanak-kanak telah mampu berpikir berdasarkan proposisi atau hipotesis; dan
tidak lagi berdasarkan benda-benda konkret seperti pada tahap sebelumnya.
Operasi pemikiran pada tahap ini sudah semakin rumit, dan peranan bahasa dalam
pembelajaran dan pemahaman proposisi semakin besar.
3. Teori Genetik oleh Noam Chomsky
Chomsky (1959) dengan keras menentang teori pembiasaan operan dalam
pemerolhan bahasa oleh Skinner. Menurut Chomsky tidaklah ada gunanya sama
sekali memjelaskan proses pemerolehan bahasa tanpa mengetahui dengan baik apa
sebenarnya bahasa sebagai benda yang diperoleh itu. Untuk dapat menerangkan
hakikat proses pemerolehan bahasa, di samping memahami apa sebenarnya bahasa
itu, kita tidak boleh menyampingkan pengetahuan mengenai stuktur-dalam
organisme (manusia), yakni bagaimana cara-cara orang (organisme) memproses
masukan (input) informasi, dan bagaimana
cara-cara perilaku berbahasa itu diatur.
Teori genetik kognitif ini didasarkan pada satu hipotesis nurani.
Hipotesis ini mengatakan bahwa otak manusia dipersiapkan secara genetik untuk
berbahasa. Untuk itu manusia telah dilengkapi dengan striktur bahasa universal
dan apa yang disebut Language Acquisition Device (LAD). Dalam proses
pemerolehan bahasa LAD ini menerima “ucapan-ucapan” dan data-data lain yang
berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus
linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran.
Menurut Chomsky, teori behaviorisme (S-R) sangat tidak memadai untuk
menerangkan proses-proses pemerolehan bahasa sebabmasukan data linguistiknya
sangat sedikit untuk dapat membangkitkan rumus-rumus linguistik.
Dalam proses pemerolehan bahasa, tugas kanak-kanak dengan alat yang
dimilikinya (yaitu LAD) adalah menentukan bahasa masyarakat manakah masukan
kalimat-kalimat yang didengarnya itu akan dimasukkan. Struktur awal atau skema
nurani yang dimilikinya semakin diperkaya setelah “bertemu” dengan masukan dari
bahasa masyarakatnya (bahasa ibunya);dan kanak-kanak akan membentuk teori tata
bahasanya berdasarkan itu. Tata bahasa itu terus-menerus disempurnakan berdasarkan
masukan yang semakin banyak, dan sesuai dengan proses pematangan otaknya.
Sesudah mencapai umur tiga atau empay tahun, tata bahasa ini sudah hampir sama
baiknya dengan tata bahasa yang dimiliki orang dewasa. Keadaa ini merupakan hal yang luar biasa mengingat
betapa rumitnya bahasa yang sedang diperolehnya.
Untuk lebih memperkuat teorinya atau hipotesisnya Chomsky mengajukan
hal-hal berikut:
a) Proses-proses pemerolehan bahasa pada semua kanak-kanak boleh
dikatakan sama.
b) Proses pemerolehan bahasa tidak ada
kaitannya dengan kecerdasan. Maksudnya, anak yang IQ-nya rendah juga memperoleh
bahasa pada waktu dan cara yang hampir sama.
c) Proses pemerolehan bahasa juga tidak
dipengaruhi oleh motivasi dan emosi kanak-kanak.
d) Tata bahasa yang dihasilkan oleh semua kanak-kanak boleh dikatakan
sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar