Tugas
Individu III
Menganalisis
Sebuah Percakapan Menggunakan Tiga Teori Linguistik
Tempat:
Rumah Penulis
Hari
: 18 April 2012
Waktu : 16. 05 Wita
Ayu
(Penulis): Anita, corat-coret ko tadi?
Anita : Tidak.
Ayu : Kenapa?
Anita : Tidakji. Temanku mau na coreti
bajuku tapi ku larang ki.
Mama : Iya, jangan! Bilang sama
temanmu, saya masih ada adekku mau pake ki. Masih baru juga itu bajumu. Baru-baru dibeli tiga
bulan lalu.
Ayu : Temanmu, iya?
Anita : Banyak. Tapi, banyak juga tidak. Takutki
ka belum tentu lulus toh.
Saya : Betul.
A.
Analisis Percakapan Berdasarkan Teori
Ferdinand de Saussure
De Saussure menjelaskan bahwa speech act atau tindak tutur merupakan suatu rangkaian hubungan
antara dua orang atau lebih. Tindak tutur terdiri dari dua bagian kegiatan
yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar dibatasi oleh mulut dan telinga.
Hal itu dapat dicontohkan melalui potongan percakapan di atas seperti ketika
Ayu bertanya kepada Anita, “Anita, corat-coret ko tadi?” Ayu berperan sebagai
pembicara mengeluarkan bunyi-bunyian berupa bahasa dari mulutnya. Anita yang
berperan sebagai pendengar menangkap bunyi-bunyian dari Ayu melalui telinganya.
Kemudian setelah diproses dibagian luar, tindak tutur akan diproses ke bagian
dalam yang dibatasi oleh akal dan pikiran yang terdapat di dalam otak pembicara
dan pendengar. Hal ini dapat dicontohkan ketika Ayu bertanya dan berperan
sebagai pembicara dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang telah terkonsep di dalam
otaknya dan Anita yang berperan sebagai pendengar kemudian memahami konsep yang
ada di dalam otak Ayu dengan mendengarkan bunyi-bunyian tersebut lalu memroses
bunyi-bunyi itu di dalam otaknya dalam bentuk impuls sehingga Anita dapat
mengerti pertanyaan dari Ayu. Hal ini juga berlaku ketika Anita yang menjadi
pembicara kemudian Ayu yang menjadi pendengar.
B.
Analisis Percakapan Berdasarkan Teori
Leonard Bloomfield
Bloomfield
yang menganut paham behaviorisme menerangkan makna (semantic) dengan rumus-rumus
behaviourisme tersebut. Unsur-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi
unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan unsure-unsur itu. Distribusi dapat
diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.
Pada
percakapan di atas Ayu bertanya kepada Anita,” Anita, corat-coret ko tadi?”
karena ketika melihat adiknya, Ayu penasaran untuk mengetahui hal yang
ditanyakannya tersebut. Ketika melihat adiknya, hal tersebut merupakan stimulus
yang dialami Ayu. Kemudian otak Ayu memroses kejadian dari melihat Anita sampai
bertanya kepada Anita. Perilaku Ayu ketika bertanya kepada Anita merupaka respon
dari stimulus ketika melihat Anita. Ayu lalu menghasilkan bunyi-bunyian ketika
bertanya kepada Anita. Perilaku Anita ketika mendengarkan bunyi-bunyian atau
suara yang dikeluarkan oleh Ayu merupakan stimulus di dalam otak Anita. Otak
Anita memroses bunyi suara Ayu di otaknya sampai bertindak dengan menjawab
sebagai respon dari stimulus tadi.
Jadi,
dari keterangan di atas bahwa teori Bloomfield hanya mengkaji bagian ketika
bunyi-bunyi atau suara mulai dikeluarkan dari mulut sang pembicara. Hal
tersebut disebabkan karena dapat diamati dan diobservasi secara konkret. Bloomfield
yang menganut paham behaviourisme mengganggap bahwa perilaku dalam bertuturlah
yang menjadi bagian penting dalam kajian linguistik.
C.
Analisis Percakapan Berdasarkan Teori John
Rupert Firth
Firth mengatakan
bahwa kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori Firth
ada konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Namun, Firth lebih
memusatkan perhatian hanya pada tingkatan fonetik dan tingkatan semantik..Misalnya,
pada percakapan di atas ketika Anita mengatakan,” Banyak. Tapi, banyak juga
tidak. Takutki ka belum tentu lulus toh.” tentu akan sangat membingungkan
ketika kata banyak tersebut berdiri
sendiri. Kata banyak tersebut dapat
menimbulkan makna-makna yang berlainan. Maka untuk menjelaskannya, kita dapat
melangkah ke tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkatan sintaksis. Dalam konteks
sintaksis, kata banyak ini akan
dirangkaian dalam sebuah kalimat ataupun wacana lisan seperti percakapan di
atas. Jika kata banyak itu
dihubungkan dengan kalimat pernyataan sebelumnya, maka dengan mudah akan
diketahui bahwa banyak itu mengandung
pengertian teman Anita yang berjumlah sekian orang telah mencorat-coreti baju
sekolahnya. Dalam hal ini, karena wacana yang digunakan adalah wacana lisan, maka
dapat dimaklumi jika terdapat banyak kata-kata ataupun kalimat-kalimat yang
tidak lengkap tetapi dapat dimengerti antara pembicara dan pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar