Ayu Pratiwi Ahmad - 105104034

Apresiasi Puisi Indonesia 
Tugas I
1.      Buatlah sebuah contoh pantun yang di dalamnya terdapat nama Anda!
2.      Buatlah sebuah contoh syair!
Jawaban
1.    
1.       Di Makassar ada Ayu
       Di Jakarta ada Jokowi
       Daripada menggerutu
       Perbanyaklah mensyukuri
       Di dapur ada ubi kayu
       Enak disantap di sore hari
       Siapa yang tak kenal dengan Ayu
       Orangnya baik dan percaya diri
2.       Tertawa mereka terkikik
       Hingga tak sadar mentari yang terik
       Seperti riang mereka berbisik
       Meremukkan gosip yang cukup menarik


Tugas 3
                     Menganalisis percakapan berdasarkan 3 teori linguistik
Tempat             : Rumah, Kamar Tidur Orang Tua
Waktu              : Pukul 18.21 wita
Hari/Tanggal     : Kamis, 19 April 2012

Percakapan
Wiwi               :    Di mana ko mau mendaftar ?
Dian                 :    Ndak ku tau’ pi
Wiwi                :   Kukira PAUD UNM ?
Dian                 :   Iye tapi masih kupikirki lagi pilihan keduaku
Mamam            :    FKM UIN
Wiwi                :    Saya kira IPS mau dia ambil?
Mamam            :   Biasa ji IPC. Lagian juga belum tentu, belum mendafatr, masih di pertimbangkan. Kalau  bebas tes tawwa, kalau masuk seratus besar, bisa bebas tes masuk UIN kan sudah dijanji sama Pak Bupati.
Dian                 :    Iye, semua jurusan bedeng. Tapi 100 besar se-kabupaten Gowa
Mamam            :   Oh, seluruh SMA, begitu?
Wiwi                :    Oo….
Mamam            :   Apa dia bikin attamu di luar?
Wiwi                :    Nonton.
Mamam            :    Belumpi lapar? pergiko dulu gorengkanngi perkedel di kulkas.
Wiwi                :    Iye.



Teori Linguistik
A.     Ferdinand De Saussure
Menurut Ferdinand De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur (speech act) sebagai satu rangkaian hubungan antara dua orang atau lebih seperti pada percakapan di atas. Perilaku bertutur ini terdiri dari dua bagian kegiatan yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian luar dibatasi oleh mulut dan telinga sedangkan bagian dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak pembicara atau pendengar. Contoh potongan percakananya, yaitu:
Wiwi               :    Di mana ko mau mendaftar ?
Dian                 :    Ndak ku tau’ pi
Mamam            :   Kukira PAUD UNM ?
Dian                 :   Iye tapi masih kupikirki lagi pilihan keduaku
Pada percakapan di atas terlihat di pembukaan bahwa Wiwi sedang mengemukakan sebuah konsep kepada Dian sebagai pendengarnya dalam bentuk tuturan yang telah  terkonsepkan di pikirannya terlebih dahulu.  Tuturan tersebut bergerak dari mulut Wiwi kemudian melewati udara ketelinga Dian (proses fisik), dari telinga Dian gelombang bunyi bergerak terus masuk ke otaknya dan membentuk rangsangan yang membuatnya memberi umpan balik kepada Wiwi . Dalam hal ini sebelum Dian memberi respon atas tuturan Wiwi, dia melakukan proses berfikir yang termasuk dalam kegiatan bagian dalam menurut ferdinand de Saussure (proses psikologis). Sedangkan pada kegiatan bagian luar nampak pada saat Wiwi membuka sebuah konsep atau tindakan berbicara.
B.     Leonard Bloomfield
Menurut Bloomfield yang menganut paham behaviorisme menerangkan makna (semantic) dengan rumus-rumus behaviourisme tersebut. Unsur-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan unsur-unsur itu. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat. Bloomfield yang menganut paham behaviourisme mengganggap bahwa perilaku dalam bertuturlah yang menjadi bagian penting dalam kajian linguistik.  Contoh potongan percakananya, yaitu:
Wiwi               :    Di mana ko mau mendaftar ?
Dian                 :    Ndak ku tau’ pi
Wiwi                :   Kukira PAUD UNM ?
Dian                 :   Iye tapi masih kupikirki lagi pilihan keduaku
Mamam            :    FKM UIN
Wiwi                :    Saya kira IPS mau dia ambil?
Pada percakapan di atas, nampak Mamam yang secara langsung masuk pada pembicaraan antara Dian dan Wiwi, karena dia secara tidak langsung mengamati pembicaraan Dian dan Wiwi yang berbincang di dekatnya, hal ini muncul karena Mamam mempunyai stimulus dalam menanggapi percakapan Dian dan Wiwi sampai akhirnya tuturan yang berbunyi, “FKM UIN” keluar dalam bentuk ujarannya yang merangsang stimulus dari Wiwi untuk menjawab tuturan itu dengan tuturan, “Saya kira IPS mau naambil?”
C.     John Rupert Firth
Menurut teori Rupert Firt menyatakan bahwa bahasaadalah susunan dari konteks-konteks. Tiap konteks-konteks mempunyai peranan sebagai lingkungan untuk unsur-unsur atau unit-unit tiap tingkat bahasa.  Susunan dari kontek-konteks tersebutlah yang membentuk satu keselurahan dari kegiatan-kegiatan  yang penuh arti. Kajian teori Firth ada konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Namun, Firth lebih memusatkan perhatian hanya pada tingkatan fonetik dan tingkatan semantik.  Contoh potongan percakananya, yaitu:
Mamam            :   Apa dia bikin attamu di luar?
Wiwi                :    Nonton.
Mamam            :    Belumpi lapar? pergiko dulu gorengkanngi perkedel di kulkas.
Wiwi                :    Iye.
Pada tuturan di atas, pada potongan percakapan “Pergiko dulu gorengkanngi perkedel di kulkas.” Terbagi atas : “Pergiko dulu /gorengkanngi perkedel/ di kulkas”.Mengandung makna semantis menggoreng perkedel di dalam kulkas. Dan “Pergiko dulu/gorengkanngi /perkedel di kulkas”. Mengandung makna menggoreng perkedel yang ada di dalam kulkas, namun secara konteks semantiknya, “Pergiko dulu/gorengkanngi /perkedel di kulkas” kalimat tersebut lebih berterima menurut Wiwi.

Tugas 2


Keterkaitan Bahasa dan Pikiran

Pertanyaan:
Mana yang terlebih dahulu, bahasa atau pikiran?

Jawaban:
Menurut saya, sejalan dengan teori Jean Piaget yang menyatakan bahwa pikiran terlebih dahulu dibanding bahasa karena bahasa merupakan reprentasi dari pikiran, saya pun menyatakan jika yang terlebih dahulu adalah pikiran dibanding bahasa yang kemudian saya kaitkan dengan kehidupan saya. Misalnya, ketika saya ingin menuliskan sesuatu (misalnya dalam blog) saya tentu terlebih dahulu memikirkan apa yang ingin saya tuliskan. Saya terlebih dahulu membentuk konsep dalam pikiran saya mengenai kode-kode bahasa yang akan saya susun dan kemudian saya bahasakan dalam tulisan yang saya buat. Berdasarkan contoh tersebut, saya mampu memahami dengan nyata bahwa bahasa merupakan representasi pikiran.


Makalah
Keterkaitan Bahasa dan Pikiran
1.      Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Boediono,2005), bahasa artinya system lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
 Bahasa juga diartikan sebagai rangkain bunyi yang mempunyai makna terrtentu. Rangkain bunyi yang kita kenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. Kumpulan lambang bunyi, dalam pemikirannya, tidak terlepas dari yang satu dengan yang lainnya. Kata-kata itu dipergunakan dalam suatu sistem yang terpola. Walaupun bunyi-bunyi bahasa itu di gunakan sudah benar dan sesuai dengan konvensi (kesepakatan pengguna bahasa), tetapi bila hubungan antar kata-katanya itu tidak berpola, maka proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik (Kosasih,E ,2003 : 2).
Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan ke dalam simbol-simbol abstrak. Dengan adanya bahasa kita dapat memikirkan sesuatu meskipun objek yang kita pikirkan itu tidak berada di dekat kita . Dengan simbol-simbol bahasa yang abstrak, kita dapat memikirkan sesuatu secara terus-menerus dan kemudian mewariskan pengalamannya itu kepada generasi-generasi berikutnya. Kita dapat pula mengkomunikasikan sesuatu yang kita pikirkan dan dapat pula belajar sesuatu dari orang lain.
Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Oleh karena itu, memahami bahasa akan memungkinkan kita memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia.
2.      Pikiran
Pikiran berasal dari kata dasar pikir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Boediono, 2005), Pikir  artinya akal budi ; ingatan; angan-angan; kata dalam hati; kira, kemudian mendapat sufiks –an menjadi kata pikiran. Pengertian pikiran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3,2007 bahwa pikiran adalah akal budi atau ingatan. Sedangkan menurut Sri Utami (1992 :30), menyatakan bahwa berpikir adalah aktivitas mental manusia. Dalam proses berpikir kita merangkai-rangkaikan sebab akibat, menganalisinya dari hal-hal yang khusus atau atau kita menganalisisnya dari hal-hal yang khusus ke yang umum. Berpikir berarti merangkai konsep-konsep. Pikiran adalah proses pengolahan stimulus yang berlangsung dalam domain representasi utama. Proses tersebut dapat dikategorikan sebagai proses perhitungan (computational process).
Proses berpikir dilalui dengan tiga langkah yaitu: pembentukan pikiran, pembentukan pendapat,  penarikan kesimpulan dan pembentukan keputusan. Pertama, yaitu pada pembentukan pikiran. Pada pembentukan pikiran inilah manusia menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek. Objek tersebut kita perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya mau membentuk pengertian manusia. Kita akan menganalisis ciri-ciri manusia.
Kedua, yakni pada pembentukan pendapat. Pada pembentukan pendapat ini seseorang meletakkan hubungan antara dua buah pengertin atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk bahasa yang disebut kalimat. Pembentukan pendapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu pendapat afirmatif atau pendapat positif yaitu pendapat yang mengiakan sesuatu hal, pendapat negatif yaitu pendapat yang tidak menyetujui, dan pendapat modalitas yaitu pendapat yang memungkinkan sesuatu.
Ketiga, pada penarikan kesimpulan. Pada penarikan kesimpulan ini melahirkan tiga macam kesimpulan, yaitu keputusan induktif, deduktif, dan analogis ( perbandingan).
3.      Keterkaitan Bahasa dan Pikiran
Pikiran manusia pada hakikatnya selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Karena itu pikiran merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah diperhatikan kebenaran bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya menyatakan serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum yang perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika.
Selanjutnya terdapat beberapa pengelompokan keterkaitan bahasa berdasarkan uraian para ahli yaitu:
a.       Bahasa memengaruhi pikiran
Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pikirannya terhadap realitas. Pikiran dapat manusia terkondinidikan oleh kata yang manusia gunakan. Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benjamin Wrof dan gurunya, Edward Sapir. Wrof mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata dalam menjelaskan realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas.
b.      Pikiran memengaruhi bahasa
Ada kemungkinan struktur bahasa dipengaruhi oleh pikiran. Sekitar 2.500 tahun yang lalu Aristoteles berargumen bahwa kategori pikiran menentukan kategori bahasa. Banyak alas an yang memperkuat argument tersebut, walaupun Aristoteles sendiri tidak bisa memperlihatkan alas an-alasan tersebut. Adapun alasan yang dapat dikemukakan antara lain, kemampuan manusia berpikir muncul lebih awal ditinjau dari aspek evolusi dan berlangsung belakangan dari aspek perkembangannya dibandingkan kemampuan menggunakan bahasa.
Tokoh psikologi kognitif yang tak asing bagi manusia, yaitu Jean Piaget menyatakan bahwa ada keterkaitan antara pikiran dan bahasa. Bahasa adalah representasi dari pikiran. Melalui observasi yang dilakukan oleh Piaget terhadap perkembangan aspek kognitif anak. Ia melihat bahwa perkembangan aspek kognitif anak akan memengaruhi bahasa yang digunakannya. Semakin tinggi aspek tersebut semakin tinggi bahasa yang digunakannya. Sebelum anak-anak menggunakan bahasanya secara efektif, anak-anak memperlihatkan kemampuan kognitif yang cukup bearti dan beragam.
Menurut Pieget, ada dua pikiran, yaitu pikiran terarah (directed) atau intelligent dan pikiran tidak terarah atau autistik (autictic). Pikiran yang terarah adalah pikiran yang menghasilkan tindakan atau ujaran yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki landasan kuat, sedangkan pikiran tidak terarah umumnya pikiran yang sering menimbulkan kekeliruan atau dampak yang tidak terduga. Mungkin itu sebabnya terjadi tergelincir lidah.
c.       Bahasa dan pikiran saling mempengaruhi
Hubungan timabal balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh Benyamin Vigotsky, seorang ahli semantic kebangsaan Rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharu teori. Piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada tahap permulaan berkembang secvara terpisah, dan tidak saling mempengaruhi. Jadi, mula-mula pikiran berkembang tanpa bahasa, dan bahasa mula-mula berkembang tanpa pikiran. Lalu pada tahap berikutnya, keduanya bertemu dan saling bekerja sama, serta saling mempengaruhi. Penggabungan Vigotsky terhadap kedua pendapat di atas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif.


Daftar Pustaka
Arifuddin. 2010. NEUROPSIKOLINGUISTIK. Jakarta: Rajawali Pers
            Mahmudah, DR. 2012. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Makassar: Universitas Negeri Makassar 

Tugas 1
1. Apakah bahasa memengaruhi perilaku ?
2. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai :
a.       bahasa dan realita
b.      bahasa dan perilaku

Jawab
1.      Iya. Karena bahasa pada dasarnya memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang,yakni sebagai alat mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf,1997 : 3). Sedangkan perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi  oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika (Wikipedia). Maka melihat dari keseluruhan pandangan tersebut, dapat disimpulkan jika perilaku manusia dapat tercermin dari penggunaan bahasa yang digunakannya sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan melihat diksi dan intonasinya.
2.      Contoh :
a.       bahasa dan realita
Ketika saya menyuruh adik saya mengambil guling maka yang akan dibawakan oleh adik saya adalah sebuah benda yang empuk dan berbentuk silinder yang panjang.
b.      bahasa dan perilaku
Ketika salah satu mahasiswa di kampus saya sedang melintas di hadapan teman saya kemudian berkata ‘tabe’ maka tanpa mengenal lebih dalam pribadi orang tersebut saya bisa berargumen jika orang tersebut  adalah orang yang sopan dan berperilaku halus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar