Ayu Rezky Pratiwi - 105104055


Tugas Individu I Apresiasi Puisi Indonesia
1.      Buatlah sebuah contoh pantun yang di dalamnya terdapat nama Anda!
2.      Buatlah sebuah contoh syair!
Jawaban:
1.      Jalan-jalan ke kota Malang,
Terjal dan licin bikin ngeri.
Hati siapa yang tak senang,
Melihat senyuman Ayu Rezky Pratiwi.

Jalan-jalan ke Bengkulu,
Jangan lupa beli petis.
Wanita cantik ada beribu,
Hanya Ayu yang paling manis.
 
2.      Syair Ken Tambuhan
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkah penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan

Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri

Tugas I Psikolinguistik
1)      Apakah bahasa memengaruhi perilaku manusia?
2)      Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahasa dan realita dan bahasa serta bahasa dan perilaku!
Jawaban:
1)      Menurut pendapat saya bahwa benar adanya jika bahasa dapat memengaruhi perilaku manusia. Hal ini dikarenakan oleh fungsi dan peranan utama bahasa sebagai alat komunikasi, alat ekspresi diri, alat integrasi dan adaptasi sosial, serta alat kontrol sosial. Bahasa sangat diperlukan untuk berbicara dengan orang lain, menyatakan perasaan, dan memungkinkan kita bekerjasama dengan orang lain. Jika kita dapat berbahasa dengan baik dan benar disertai dengan intonasi yang tepat dan cara penyampaiannya yang santun, orang lain akan dengan mudah memahami maksud dan tujuan kita. Dari cara berkomunikasi seseorang, baik atau tidak, secara tidak langsung perilaku seseorang sudah dapat dinilai. Seorang pengguna bahasa juga bisa beradaptasi dengan memilih bahasa yang tepat sesuai dengan lingkungan sosialnya, seorang pengguna bahasa akan menggunakan bahasa yang berbeda dengan orang dan lingkungan yang berbeda. Seseorang dapat dinilai perilakunya secara tidak langsung melalui kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Seseoramg yang juga bisa menggunakan bahasa yang akan memberikan pengaruh yang baik kepada orang lain akan dengan mudah mengontrol lingkungan sosialnya. Jadi, beberapa alasan tersebut dapat dijadikan landasan bahwa bahasa memang berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, seseorang dapat menunjukkan sikap positif dari dirinya terhadap orang lain. Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak karena dengan mudah seseorang akan dihormati dan orang lain juga merasa dihargai.
2)      Contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai bahasa dan realita misalnya kata kursi yang di dalam bahasa Indonesia berarti sebuah benda yang berkaki empat yang biasanya digunakan untuk duduk. Sebenarnya kata kursisebagai tanda tidak memiliki hubungan kausal/tidak langsung dengan referennya. Namun, karena kata kursi sudah digunakan untuk menyebutkan sebuah benda yang berkaki empat dan biasanya digunakan sebagai tempat duduk telah diketahui secara konvensional oleh orang Indonesia maka katakursi -lah yang digunakan bukan kata sirku atau kusir.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai bahasa dan perilaku misalnya ketika seseorang sedang marah tanpa orang tersebut sadari, intonasinya saat berbahasa bisa sangat tinggi. Orang lain yang melihat atau mendengar hal tersebut dapat mengetahui secara langsung bahwa orang tersebut sedang marah tanpa perlu melihat ekspresi kemarahan orang tersebut.
Tugas Makalah
Materi Presentasi (Jumat, 16 Maret 2012)
 Teori Noam Chomsky

A.    Sekilas Biografi Avram Noam Chomsky
Avram Noam Chomsky lahir di Philadephia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7 Desember 1928. Chomsky sekarang berusia 83 tahun. Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachussets. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif.
Chomsky dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr. William Zey Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ayahnya dikenal sebagai ahli grmatika bahasa Ibrani yang terkemuka yang menulis sejumlah karya gramtika bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan) menekankan pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis.
Sang paman, suami kakak ibunya, ikut memengaruhi arah watak intelektual Chomsky dengan memperkenalkannya tokoh-tokoh pemikiran terkemuka, Sigmund Freud, dan berbagai aliran komunis seperti Karl Marx, Stalinis, Trotskys, Leninisme dan yang lain-lainnya. Toko pamannya, yang menjual berbagai Koran dan majalah di New York, menjadi tempat berkumpulnya para intelektual Yahudi di New York. Menurut Chomsky bahwa kelas pekerja Yahudi di New York memang berbeda. Intelektualitas mereka sangat tinggi, sekalipun sangat miskin. Banyak diantara mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka hidup di tengah lingkungan yang kaya secara intelektualitas dan hal tersebut sangat berpengaruh pada masa remaja Chomsky.
Chomsky tidak hanya ahli di bidang linguistik tetapi beliau juga merambah ke studi politik. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik dengan beragam tema. Sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan di media AS.
Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia. Baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik, hingga kumpulan wawancara dan esai. 
B.     Teori Avram Noam Chomsky
Mengenai hubungan bahasa dan pemikiran Noam Chomsky mengajukan kembali teori klasik yang disebut hipotesis nurani (Chomsky, 1957, 1965, 1968 dalam Chaer, 2009: 56). Sebenarnya teori ini tidak secara langsung membicarakan hubungan bahasa dengan pemikiran, tetapi kita dapat menarik kesimpulan mengenai hal itu karena Chomsky sendiri menegaskan bahwa pengkajian bahasa membukakan perspektif yang baik dalam pengkajian proses mental (pemikiran) manusia.
Noam Chomsky beranggapan bahwa pengaruh lingkungan bukan faktor penting dalam pemerolehan bahasa. Dalam belajar bahasa manusia telah memiliki kemampuan yang secara genetis telah diprogramkan. Pandangan ini beranggapan bahwa bahasa merupakan pemerian biologis yang sering disebut sebagai “hipotesis nurani (innteness hypothesis)”.
Menurut pandangan ini, bahasa selalu kompleks dan mustahil dipelajari dalam waktu singkat.melalui metode seperti peniruan (imitation). Jadi, beberapa aspek penting yang menyangkut sistem bahasa pasti sudah ada pada manusia secara alamiah. Chomsky (1965,1975) tidak hanya terkesan pada kompleksnya bahasa, melainkan juga pada betapa banyak kesalahan dan penyimpangan kaidah pada pengucapan bahasa (performance). Manusia tidak mungkin belajar bahasa (pertama) dari manusia lain; selama belajar mereka menggunkan prinsip-prinsip yang membimbingnya menyusun tata bahasa. Belajar bahasa hanyalah menisikan detail dalam struktur yang sudah ada secara alamiah.
Bahasa hanya dapa dikuasai manusia oleh manusia. Pandangan ini berlandaskan pada asumsi bahwa (1) perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetic), pola perkembangan bahasa sama pada pelbagai bahasa dan budaya (bersifat universal), dan lingkungan memiliki peranan yang kecil dalam proses pematangan berbahasa; (2) bahasa dikuasai dalam waktu yang singkat (anak usia 4 tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa); lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan cukup data bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Chomsky (1979) menjelaskan bahwa anak sudah dibekali secara alamiah dengan “piranti penguasaan bahasa” (language acquisition devide (LAD). Alat yang merupakan pemberian biologis ini sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu bahasa. LAD dianggap sebagai suatu bagian fisiologis dari otak yang dikhususkan umtuk memroses bahasa dan tidak berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lain. LAD membekali anak dengan kemampuan alamiah untuk berbahasa. Kelengkapan bahasa ini berisi sejumlah hipotesis bawaan.
Lenneberg (Brown, 1980: 21) menjelaskan bahwa bahasa merupakan pola tingkah laku dan bentuk persepsi kecakapan mengkatagori serta mekanisme bahasa secara biologis telah ditentukan. Sebagai kemampuan bawaan, LAD terdiri dari:
(1)   Kecakapan untuk membedakan bunyi bahasa ke dalam sejumlah bunyi yang lain;
(2)   Kecakapan mengorganisasikan satuan bahasa ke dalam sejumalh kelas yang akan berkembang kemudian;
(3)   Pengetahuan tentang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin;
(4)   Kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian perkembangan sistem linguistik sehingga dapat melhairkan sistem yang dirasakan mungkin di luar data lingusitik yang ditemukan.
Keterangan LAD di atas menunjukkan bahwa LAD menyentuh berbagai aspek pemerolehan bahasa, misalnya aspek makna, abstraksi, dan kreativitas.
Sebelum ini ada pandangan Von Humboldt yang tampak tidak konssten. Pada satu pihak Von Humboldt menyatakan keragaman bahasa-bahasa di dunia ini mencerminkan adanya keragaman pandangan hidup (weltanschauung); tetapi di pihak lain beliau berpendapat bahawa yang mendasari tiap-tiap bahasa manusia adalah satu sistem-universal yang menggambarkan keunikan intelek manusia. Oleh karena itu, Von Humboldt juga sependapat dengan pandangan rasionalis yang mengatakan bahwa bahasa tidaklah dipelajari oleh kanak-kanak dan tidak pula diajarkan oleh ibu-ibu, melainkan tumbuh sendiri dari dalam diri kanak-kanak itu dengan cara yangh telah ditentukan lebih dahulu (oleh alam) apabila keadaan-keadaan lingkungan yang sesuai terdapat.
Pandangan Von Humboldt yang tidak konsisten itu dapat diperjelas oleh teori Chomsky. Menurut Chomsky yang sejalan dengan pandangan rasionalis, bahasa-bahasa yang ada di dunia adalah sama (karena didasari oleh suatu system yang universal) hanyalah pada tingkat dalamnya saja yang disebut struktur-dalam (deep structure). Pada tingkat luar atau struktur-luar (surface structure) bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat dalam bahasa itulah terdapat rumus-rumus tata bahasa yng mengatur proses-proses untuk memungkinkan aspek-aspek kreatif bahasa bekerja. Menurut Chomsky, Inti proses generatif bahasa (aspek kreatif) terletak pada tingkat dalam ini. Inti proses generatif bahasa merupakan alat semantic untuk menciptakan kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas jumlahnya dan dinamai tata bahasa generatif.
Hipotesis nurani berpendapat bahwa struktur-struktur dalam bahasa adalah sama. Struktur-dalam setiap bahasa bersifat otonom; dank arena itu tidak ada hubungannya dengan system kognisi (pemikiran) pada umumnya; termasuk keceerdasan. Hal ini sangat berbeda dengan hipotesis Sapir-Whorf yang mengganggap bahwa struktur-struktur yang mendasari bahasa-bahasa di dunia adalah berbeda-beda. Oleh karena itu, pandangan hidup atau cara berpikir para penutur bahasa-bahasa itu, yang tercermin dalam struktur-struktur itu adalah berbeda-beda pula.
Teori Chomsky adalah teori linguistik modern yang paling menonjol yang mencerminkan kemampuan akal, membicarakan masalah-masalah kebahasaan dan pemerolehannya serta hubungannya dengan akal dan pengetahuan manusia. Dia mendasrkan teorinya pada asumsi bahwa bahsa menjadi bagian dari komponen manusia dan produk khas akal manusia. Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan pikiran manusia. Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuan berfikir dan kecerdasannya, serta kemampuannya berbahasa. Hal itulah yang menjadi aspek yang paling fundamental dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu, sangat tidak logis jika bahasa yang sangat vital ini berubah bentuk menjadi susunan kata yang terstruktur, kosong dari makna. Dalam teorinya, Chomsky sangat menaruh perhatian pada kaidah yang diistilahkan dengan “sistem yang ada pada akal penutur bahasa yang berbentuk batin, yang diperolehnya semasa kecil” berdasarkan pemahamannya terhadap kaidah-kaidah itu, setiap penutur bahasa tertentu dengan bahasa ini akan mampu memahami kalimat atau susuna kata dengan mudah, sekalipun ia belum pernah menggunakannya. Chomsky berpendapat bahwa tujuan dari semua teori bahasa hendaknya dihubungkan dengan ilmu tentang kaidah-kaidah bahasa yang ada di dalam akal si penutur bahasa, yakni pengetahuan kaidah bahasa itu menjadikan penutur bahasa tertentu bias melahirkan atau menginovasikan semua kalimat-kalimat dengan benar di dalam bahasa yang dimaksud.

Daftar pustaka:
Anonim3. 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky. Diakes pada tanggal 9 Maret 2012.
Anonim4. 2011. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8323146. Diakses pada tanggal 9 Maret 2012.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahmudah. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Makassar: Badan Penerbit UNM.


Tugas II Psikolinguistik
Kemukakan ide-ide rasional beserta teori yang mendukung pernyataan Anda, apakah bahasa
memengaruhi pikiran, pikiran memengaruhi bahasa, atau bahasa dan pikiran saling memengaruhi?
Jawab: Menurut saya pikiranlah yang memengaruhi bahasa karena tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Bahasa merupakan ekspresi pikiran. Bahasa tanpa pemikiran sama halnya jika seseorang hanya mengigau atau mengawur yang artinya mengeluarkan sesuatu bunyi dari alat ucap tanpa makna yang jelas. Contohnya, ketika seseorang akan berkomunikasi, terlebih jika ingin bicara di depan umum, orang tersebut tentu akan memikirkan dulu hal-hal yang ingin disampaikannya. Pendapat saya ini didukung oleh teori Jean Piaget yang juga berpendapat bahwa pikiranlah yang membentuk bahasa. Saya sangat menyetujui hal tersebut karena menurut saya kompetensi (pengetahuan berbahasa seseorang) tentu akan mendahului performansi (penggunaan bahasa seseorang). Tentu akan sangat aneh jika seseorang dapat berbahasa tanpa memiliki pengetahuan tentang berbahasa tersebut terlebih dahulu. Menurut teori pertumbuhan kognisi, seorang kanak-kanak mempelajari sehgala seseuatu mengenai dunia melalui tindakan-tindakan dari perilakunya dan kemudian baru melalui bahasa. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi aspek kognitif seseorang maka akan semakin tinggi pula bahasa yang digunakannya.


Tugas Individu III
Menganalisis Sebuah Percakapan Menggunakan Tiga Teori Linguistik
Tempat: Rumah Penulis
Hari     : Rabu, 18 April 2012
Waktu : 16. 05 Wita
Ayu (Penulis): Anita, corat-coret ko tadi?
Anita            : Tidak.
Ayu              : Kenapa?
Anita            : Tidakji. Temanku mau na coreti bajuku tapi ku larang ki.
Mama              : Iya, jangan! Bilang sama temanmu, saya masih ada adekku mau pake ki. Masih    baru juga itu bajumu. Baru-baru dibeli tiga bulan lalu.
Ayu              : Temanmu, iya?
Anita            : Banyak. Tapi, banyak juga tidak. Takutki ka belum tentu lulus toh.
Saya              : Betul.
A.    Analisis Percakapan Berdasarkan Teori Ferdinand de Saussure
            De Saussure menjelaskan bahwa speech act atau tindak tutur merupakan suatu rangkaian hubungan antara dua orang atau lebih. Tindak tutur terdiri dari dua bagian kegiatan yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar dibatasi oleh mulut dan telinga. Hal itu dapat dicontohkan melalui potongan percakapan di atas seperti ketika Ayu bertanya kepada Anita, “Anita, corat-coret ko tadi?” Ayu berperan sebagai pembicara mengeluarkan bunyi-bunyian berupa bahasa dari mulutnya. Anita yang berperan sebagai pendengar menangkap bunyi-bunyian dari Ayu melalui telinganya. Kemudian setelah diproses dibagian luar, tindak tutur akan diproses ke bagian dalam yang dibatasi oleh akal dan pikiran yang terdapat di dalam otak pembicara dan pendengar. Hal ini dapat dicontohkan ketika Ayu bertanya dan berperan sebagai pembicara dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang telah terkonsep di dalam otaknya dan Anita yang berperan sebagai pendengar kemudian memahami konsep yang ada di dalam otak Ayu dengan mendengarkan bunyi-bunyian tersebut lalu memroses bunyi-bunyi itu di dalam otaknya dalam bentuk impuls sehingga Anita dapat mengerti pertanyaan dari Ayu. Hal ini juga berlaku ketika Anita yang menjadi pembicara kemudian Ayu yang menjadi pendengar.
B.     Analisis Percakapan Berdasarkan Teori Leonard Bloomfield
Bloomfield yang menganut paham behaviorisme menerangkan makna (semantic) dengan rumus-rumus behaviourisme tersebut. Unsur-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan unsure-unsur itu. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.
Pada percakapan di atas Ayu bertanya kepada Anita,” Anita, corat-coret ko tadi?” karena ketika melihat adiknya, Ayu penasaran untuk mengetahui hal yang ditanyakannya tersebut. Ketika melihat adiknya, hal tersebut merupakan stimulus yang dialami Ayu. Kemudian otak Ayu memroses kejadian dari melihat Anita sampai bertanya kepada Anita. Perilaku Ayu ketika bertanya kepada Anita merupaka respon dari stimulus ketika melihat Anita. Ayu lalu menghasilkan bunyi-bunyian ketika bertanya kepada Anita. Perilaku Anita ketika mendengarkan bunyi-bunyian atau suara yang dikeluarkan oleh Ayu merupakan stimulus di dalam otak Anita. Otak Anita memroses bunyi suara Ayu di otaknya sampai bertindak dengan menjawab sebagai respon dari stimulus tadi.
Jadi, dari keterangan di atas bahwa teori Bloomfield hanya mengkaji bagian ketika bunyi-bunyi atau suara mulai dikeluarkan dari mulut sang pembicara. Hal tersebut disebabkan karena dapat diamati dan diobservasi secara konkret. Bloomfield yang menganut paham behaviourisme mengganggap bahwa perilaku dalam bertuturlah yang menjadi bagian penting dalam kajian linguistik.
C.     Analisis Percakapan Berdasarkan Teori John Rupert Firth
Firth mengatakan bahwa kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori Firth ada konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Namun, Firth lebih memusatkan perhatian hanya pada tingkatan fonetik dan tingkatan semantik..Misalnya, pada percakapan di atas ketika Anita mengatakan,” Banyak. Tapi, banyak juga tidak. Takutki ka belum tentu lulus toh.” tentu akan sangat membingungkan ketika kata banyak tersebut berdiri sendiri. Kata banyak tersebut dapat menimbulkan makna-makna yang berlainan. Maka untuk menjelaskannya, kita dapat melangkah ke tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkatan sintaksis. Dalam konteks sintaksis, kata banyak ini akan dirangkaian dalam sebuah kalimat ataupun wacana lisan seperti percakapan di atas. Jika kata banyak itu dihubungkan dengan kalimat pernyataan sebelumnya, maka dengan mudah akan diketahui bahwa banyak itu mengandung pengertian teman Anita yang berjumlah sekian orang telah mencorat-coreti baju sekolahnya. Dalam hal ini, karena wacana yang digunakan adalah wacana lisan, maka dapat dimaklumi jika terdapat banyak kata-kata ataupun kalimat-kalimat yang tidak lengkap tetapi dapat dimengerti antara pembicara dan pendengar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar