Kamis, 26 April 2012

Desi Arini Lestari Pratiwi_105104047


Nama         : Desi Arini Lestari Pratiwi
Nim            : 105104047
Prodi/Kls   : PBSI/B

TEORI-TEORI KOGNITIF

Setelah memahami beberapa teori pembelajaran dalam psikologi yang bertumpu pada teori hubungan stimulus-respons, selanjutnya akan dikemukakan beberapa teori pembelajaran dalam psikologi yang bertumpu pada teori kognitif.  Sebelum membahas teori kognitif, ada baiknya jika kita mampu membedakan antara pandangan behaviorisme dengan pandangan Gestalt. Yaitu:
Behavior
Elemental, objektif, Empiristik
Menitikberatkan pada proses hubungan stimulus-reinforcement-respon sebagai bagian terpenting dalam belajar.
Lebih menekankan pada perilaku empiris (nyata)
Belajar ditafsirkan sebagai perubahan perilaku
Contoh : mengubah perilaku siswa yang tampak.
Gestalt
Holistik, Subjektif,  Kognitif, nativistik (dipengaruhi oleh pembawaan) Fenomenologis.
Berpandangan bahwa tingkahlaku seseorang bergantung pada insight
(pencerahan/pemahaman) daripada trial & error
Lebih menekankan pada kognisi
Lebih pada reorganisasi perseptual dalam memperoleh pemahaman.
Contoh : Mengubah pemahaman siswa tentang masalah yang dihadapinya.
Disini yang dimaksud dengan teori kognitif adalah pengkajian bagaimana caranya persepsi mempengaruhi perilaku dan bagaimana caranya pengalaman mempengaruhi persepsi. Dengan kata lain, teori kognitif mencoba mengkaji  proses-proses akal atau mental yang berlaku pada waktu proses pembelajaran berlangsung.
A. Teori Behaviorisme Purposif dari Tolman
         
Tolman (1886-1959) lahir di Newton, Massachusetts. Ia memperoleh gelar Master of Art (1912) dan doktornya di Universitas Harvard pada bidang psikologi. Lalu ia mengajar di Universitas Northwestern (1915-1918). Dari universitas ini ia pergi ke Uneversitas California dan menetap di sana hingga ia mengundurkan diri karena menolak untuk menandatangani sumpah setia yang dianggapnya sebagai pelanggaran kebebasan akademik. Akan tetapi ia kembali lagi ke universitas ini atas permintaan para professor.
Teori belajar Tolman dapat dikatakan sebagai campuran antara Teori Gestalt dan Behaviorisme. Setelah lulus dari Harvard Tolman pergi ke Jerman dan bekerja dengan Koffka. Keberadaan teori Gestalt terhadap proses berteorinya mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Sikapnya yang senang terhadap teori Gestalt tidaklah menghalangi perhatiannya terhadap behaviorisme. Tolman memperhatikan ada sedikit nilai dalam introspective approach, padahal ia merasakan psikologi merupakan obyektif yang komplit. Pemikirannya bertentangan dengan para behavioris yang menyatakan unit perilaku bisa dipelajari sebagai unsur-unsur yang terpisah. Para behavioris seperti Pavlov, Guthrie, Hull, Watson, dan Skinner digambarkan Tolman sebagai "Psychology of Twitchism" karena mereka melihat segmen-segmen perlilaku yang besar dapat dibagi menjadi segmen-segmen kecil, seperti reflek-reflek yang selanjutnya dianalisis.
Teori Behaviorisme Purposif yang diperkenalkan  oleh Tolman mengajarkan bahwa apabila suatu rangsangan tertentu menimbulkan respons tertentu, maka akan kita lihat rangsangan itu dalam perspektif yang baru. Umpamanya, pada waktu di SD atau SLTP kita diajar untuk selalu berlaku sopan dan menghormati guru. Sebagai akibatnya bila kita berhadapan dengan dosen atau guru besar di perguruan tinggi (berupa rangsangan), maka kita juga akan berlaku sopan, hormat, dan diam mendengarkan kuliahnya. Namun, dosen atau guru besar itu mungkin akan marah atau menegur jika kita bersikap demikian, karena masih dianggapnya sebagai kanak-kanak, bukan mahasiswa. Kita dituntut untuk lebih terbuka , lebih banyak berbicara, dan tidak terlalu bersifat formal. Disini kita melihat keadaan dalam perspektif yang baru, dan sebagai akibatnya kognisi kita akan membuat respons yang baru pula.
Selain memusatkan perhatian yang besar kepada rangsangan dan respons- luar, teori behaviorisme purposif juga memasukkan konsep kognisi kedalam sistemnya, dan melihat perilaku secara keseluruhan, tidak dari satu bagian kecil tertentu. Maksudnya, setiap perilaku harus dilihat sebagai bagian dari perilaku yang lebih besar yang mempunyai satu tujuan. Tolman juga mengemukakan apabila kita ingin memahami perilaku seseorang dengan baik maka terlebih dahulu kita harus memahami tujuan yang ingin dicapai oleh orang tersebut. jadi, unsur-unsur yang utama dan perlu dalam teori behaviorisme purposif adalah rangsangan, kognisi, peta kognisi, tujuan, dan barulah respons (gerak balas). Karena itu, teori ini juga sering digambarkan sebagai S-O-R. Formula itu dibaca sebagai stimulus-organisme-respons. Disini O melambangkan peran kognisi yang menengahi S dan R. Yang dimaksud dengan kognisi pada formula itub adalah proses akal atau mental untuk memperoleh, menyimpan, mendapatkan, dan mengubah pengetahuan. Pengetahuan ini sebagai hasil dari persepsi terhadap hubungan-hubungan dalam di antara benda-benda, kejadian-kejadian, atau apa saja yang kita alami melalui panca indra kita.
Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt. Yang condong pada belajar secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
Lahirnya teori behaviorisme purposif ini ”diilhami” oleh teori medan gestalt yang pada mulanya diperkenalkan di Jerman oleh Wertheimer, Kohler, Koffka. Ketiga pakar psikologi Jerman ini menaruh perhatian besar pada peranan persepsi atau pengamatan dalam pembelajaran. Perhatikan gambar berikut!
·          

·                 
          
·                  


·              
·         
Kalau anda mengatakan bahwa anda hanya melihat adanya tiga buah titik pada gambar tesebut, maka menurut wertheimer dan kawan-kawannya anda tertipu. Mereka mengatakan, benar bagi siapa saja melihat adanya sebuah segitiga dan sebuah garis pada gambar itu. Gejala-gajala seperti inilah yang diamati oleh wertheimer dan kawan-kawannya yang telah mendorong lahirnya teori baru yang disebut teori medan gestalt. Oleh karena teori medan gestalt ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap teori Tolman dibandingkan dengan pengaruh behaviorisme, maka teori behaviorisme purposif ini digolongkan ke dalam teori-teori kognitif.
B. Teori Medan Gestalt dari Wertheimer
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.Koffka dan Kohler
Kata Gestalt berasal dari Jerman Psikologi Gestalt adalah suatu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Data-data dalam psikologi gestalt disebut phenomena (gejala), sebab dalam suatu gejala terdapat dua unsur yakni objek dan arti. Objek adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah objek tersebut ditangkap oleh indra. Pada objek tersebut kiata akan memberikan arti dan sekaligus kita mendapatkan suatu informasi dari objek tersebut.
Teori Medan
            Teori Gestalt ini dipandang sebagai usaha untuk mengaplikasikan teori medan. Teori ini dapat dideskripsikan sebagai system yang saling terkait secara dinamis dan setiap unsur-unsurnya saling terkait satu sama lain. Teori ini digunakan dalam berbagai level pada konsep Gestalt. Psikologi Gestalt percaya bahwa apapun yang terjadi pada seseorang maka itu akan mempengaruhi segala sesuatu yang ada pada diri orang tersebut. Misalnya seseorang yang lidahnya kegigit tanpa sengaja, orang itu akan merasa perubahan dalam menjalani kesehariannya, misalnya tidak bisa menikmati makanan pedas karena perih jika terkena lidahnya.
Medan diartikan sebagai sistem yang saling terkait secara dinamis, bagian yang satu saling mempengaruhi bagian yang lain. Psikologi gestlat percaya bahwa apa yang terjadi pada seseorang yang akan mempengaruhi sesuatu yang lain pada diri orang itu. Salah satu tokoh psikologi gestalt yang mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori medan adalah Kurt Lewin (1890-1947) Lewin mengatakan bahwa perilaku manusia pada waktu tertentu di tentukan oleh jumlah total dari fakta psikologis pada waktu tertentu. Life space ( ruang kehidupan) seseorang adalah jumlah total dari semua fakta psikologis ini. Kejadian – kejadian tersebut menentukan perilaku yang akan menimbulkan pengaruh positif maupun negatif. Pengalaman tersebut akan menata ulang dan menyebabkan perubahan dalam hidup. Dan sebab-sebab tersebut bersifatdinamis. Jadi teori medan psikologis secara singkat dapat dijelaskan jika seseorang berada dalam mendan pengaruh yang terus menerus berubah, dan satu perubahan dalam satu sebab akan mempengaruhi semua sebab lainya.
Pokok-pokok Teori Belajar Gestalt.
Psikologi Gestalt  bermula pada lapangan pengamatan  ( persepsi ) dan mencapai sukses yang terbesar juga dalam lapangan ini. Demonstrasinya mengenai  peranan latar  belakang dan organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara fenomenal demikian meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah.
Ketika para ahli Psikologi Gestalt beralih dari masalah pengamatan ke masalah belajar, maka hasil-hasil yang telah kuat / sukses dalam penelitian  mengenai pengamatan itu dibawanya dalam studi mengenai belajar . Karena asumsi bahwa  hukum –hukum atau prinsip-prinsip yang berlaku pada proses pengamatan  dapat ditransfer kepada hal belajar, maka untuk memahami proses belajar orang perlu  memahami hukum-hukum yang menguasai proses pengamatan itu.
Pada pengamatan itu menekankan perhatian pada bentuk yang terorganisasi (organized form) dan pola  persepsi manusia . Pemahaman  dan persepsi tentang hubungan-hubungan dalam kebulatan (entities) adalah sangat esensial dalam belajar. Psikologi Gestalt ini terkenal juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebut cognitive field theory. Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebuh dari pada bagian- bagiannya.

Arini Suastika (105104037)


Apresiasi Puisi
Nama         : Arini Suastika
Nim            : 105104037

PANTUN
Sepertinya misi kita jauh lebih bagus dan praktis
Daripada misi Angga
Kita harus optimis
Saat misi kita terealisasikan mereka pasti bangga
Sepertinya  puisi jauh lebih romantis
Daripada pujangga
Kau akan terketis            
Saat puisi di deklamasikan oleh pujangga.

Ada telur ayam  yang hampir menetas
 Eh, ternyata telur milik Bu Tukimen
Mari memilih pemimpin yang berintegritas
Serta memiliki komitmen.

Agar aku tidak langguk, mengamuk dan mengagumimu
Biarkanku ke jalan-Nya, seseorang berpinta
Ajarkanku sujud, rukuk, dan tunduk hanya kepada-Mu
Agar  aku tidak tersesat,  wahai Sang Pencipta.

SYAIR Menasehati
                                    Oleh: Raja Ali Haji
Dengarkan tuan ayahanda berperi,
Kepada anakanda muda bestari,
Jika benar kepada diri,
Nasihat kebajikan ayahanda beri.

Ayuhai  anakanda muda remaja,
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja.

Mengerjakan gubernemen janganlah malas,
Lahir dan batin janganlah culas,
Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.

Jika anakanda menjadi besar,
Tutur dan kata janganlah kasar,
 Janganlah seperti orang sasar,
 Banyaklah orang menaruh gusar.

Tutur yang manis anakanda tuturkan,
 Perangai yang lembut anakanda lakukan,
 Hati yang sabar anakanda tetapkan,
 Kemaluan orang yang anakanda pikirkan.

 Kesukaan orang anakanda cari,
 Supaya hatinya jangan lari,
 Masyurlah anakanda dalam negeri
 Sebab kelakukan bijak bestari.

 Nasehat ayahanda anakanda pikirkan,
 Keliru setan yang anakanda jagakan,
 Orang berakal yang anakanda hampirkan,
 Orang jahat yang anakanda jauhkan.

 Setelah orang besar pikir yang karu,
 Tidak mengikut pengajaran guru,
 Tutur dan kata haru-biru,
 Kelakuan seperti anjing pemburu.



1. Teori Medan oleh Kurt Lewin
Kurt lewin lahir pada tanggal 9 September, 1890 di suatu desa kecil di Prusia, daerah Posen. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara, keluarganya memiliki dan mengelola suatu took serba ada. Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin kemudian ia masuk Universitas Freiburg dengan maksud belajar ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini, dan setelah satu semester belajar di Universitas Munich, ia kembali ke Berlin pada tahun 1910 untuk belajar psikologi pada Universitas Berlin. Setelah meraih gelar doctor pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman selama 4 tahun sebagai prajurit infantry, yang naik pangkat dari prajurit biasa menjadi letnan. Pada akhir perang, ia kembali ke Universitas Berlin sebagai instruktur dan asisten penelitian pada Lembaga Psikologi. Max Wertheimer dan Wolfgang Kohler, dua dari tiga pendiri psikologi Gestalt, pada waktu itu ada juga di Universitas Berlin. Pada Tahun 1926, Lewin diangkat menjadi profesor. Ketika berada di Universitas Berlin, Lewin dan para mahasiswanya menerbitkan serangkaian makalah eksperimental dan teoritis yang gemilang. Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, dan ahli psikologi lainnya mengadopsi konsep pengaruh medan dalam ilmu fisika dan kimia ke dalam psikologi Gestalt. Sedangkan adopsi teori medan dalam psikologi kepribadian dilakukan oleh Kurt Lewin.

A.  Konsep Utama Teori Kurt Lewin
Teori medan (field theory) diperkenalkan oleh Kurt Lewin setelah beliau meninggalkan teori medan gestalt lalu mengembangkan teorinya sendiri.lewin mempunyai perhatian sangat besar terhadap penyelidikan mengenai motivasi perilaku manusia yang menurut pandangan beliau merupakan tenaga atau kekuatan yang berhubungan erat dengan sistem ketegangan psikologi. Dalam mengembangkan teori ini lewin menggunakan konsep ilmu fisika yang disebut medan dinamik (dynamik field) seperti medan magnet, yakni semua partikel berinteraksi satu sama lain , dan setiap partikel dipengaruhi oleh kekuatan yang ditentukan oleh medan magnetik itu pada suatu waktu tertentu. Tampaknya, pengaruh behaviorisme agak terasa juga di dalam perkembangan teori ini meskipun hanya sedikit.
Dalam hai ini, lewin telah mengembangkan satu konsep penting dalam teorinya yang hampir sama dengan teori medan gestalt, yakni konsep “ruang Penghidupan” di mana setiap perilaku berlangsung. Menurut Lewin ruang penghidupan seseorang terdiri dari:
a)     diri sendiri, keperluan utama sendiri, keperluan diri pada satu saat tertentu, maksud  dan rencana sendiri.

b) Lingkungan perilaku orang itu, lingkungan fisik lingkungan sosial, lingkungan konsepsi sebagai yang ditanggapinya dalam hubungannya dengan keperluan-keperluan dan maksud-maksudnya.

Keadaan setiap bagian dari ruang penghidupan ini, misalnya diri sendiri, bergantung pada keadaan dan antarhubungan di mana setiap bagian lain dengan diri sendiri pada waktu tertentu itu. Setiap pengamat memandang penghidupan ini secara objektif dan tidak secara subjektif. Oleh karena itu, pendekatan ini tampak dipengaruhi oleh behaviorisme. Meskipun demikian, teori lewat ini dimasukkan dalam kelompok teori kognitif karena peranan diri sendiri (organisme) di dalam ruang penghidupan itu sangat besar, terutama dalam menetukan reaksi (respon) atas organisme individu itu.
Dalam ruang penghidupan ini terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu itu sesuai dengan keperluan-keperluan individu tersebut. tujuan-tujuan yang ingin dicapai inilah yang membangkitkan kekuatan penarik atau kekuatan positif dan kekuatan penolak atau kekuatan negatif yang menimbulkan sistem-sistem ketegangan yang akan menetukan arah pergerakan individu itu dalam ruang penghidupannya. Menurut lewin, sistem-sistem ketegangan inilah yang menjadi dasar perilaku. Dalam menentukan sifat-sifat ketegangan ini organisme itu sendiri memegang peranan sangat penting. Umpanaya, seseorang setelah mengamati ruang penghidupannya berdasarkan keperluan-keperluannya telah merasa tertarik pada sesuatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan keperluannya itu; tetapi dalam usahanya untuk mencapai tujuan itu muncul suatu halangan yang menghambat tercapainya tujuan itu. Maka halangan ini akan membangkitkan berbagai ketegangan yang bisa menimbulkan berbagai pengaruh atau akibat sesuai dengan keadaan ruang penghidupan itu.

2. Teori Perkembangan Kognitif oleh Jean Piaget
Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Seorang anak tujuh tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang gambar di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku. Dengan mengenal kedua benda ini, ia menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran yang sudah ada (asimilasi). Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia mengayunkannya dengan keras maka paku tersebut bengkok, sehingga ia kemudian mengatur tekanan pukulannya. Penyesuaian kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Menurut Piaget ada empat buah peringkat penting dalam perkembangan kecerdasan. Keempat peringkat atau tahap itu adalah sebagai berikut:
a) Tahap deria-motor (sensory motor), tahap ini terjadi antara umur nol sampai dua tahun merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
b) Tahap praoperasi, yaitu tahap sebelum operasi yang sebenarnya,terjadi antara umur dua sampai tujuh tahun. Pada tahap ini ditandai dengan munculnya satu peristiwa yang disebut fungsi simbolik. Fungsi simbolik merupakan kepandaian kanak-kanak untuk membedakan apa yang disebut significant atau lambang dan significate atau objek.
c) Tahap operasi konkret, yaitu operasi yang sebenarnya mengenai objek-objek konkret antara umur tujun sampai dua belas tahun. Pada tahap ini kanak-kanak sudah mampu melihat atau memahami dan mengatur kelas-kelas yang logis dan hubungan-hubungan yang logis di antara benda-benda, termasuk nomor-nomor.
d) Tahap operasi formal, yaitu tahap operasi proposisi setelah berumur dua belas tahun. Pada tahap ini kanak-kanak telah mampu berpikir berdasarkan proposisi atau hipotesis; dan tidak lagi berdasarkan benda-benda konkret seperti pada tahap sebelumnya. Operasi pemikiran pada tahap ini sudah semakin rumit, dan peranan bahasa dalam pembelajaran dan pemahaman proposisi semakin besar.

3. Teori Genetik oleh Noam Chomsky
Chomsky (1959) dengan keras menentang teori pembiasaan operan dalam pemerolhan bahasa oleh Skinner. Menurut Chomsky tidaklah ada gunanya sama sekali memjelaskan proses pemerolehan bahasa tanpa mengetahui dengan baik apa sebenarnya bahasa sebagai benda yang diperoleh itu. Untuk dapat menerangkan hakikat proses pemerolehan bahasa, di samping memahami apa sebenarnya bahasa itu, kita tidak boleh menyampingkan pengetahuan mengenai stuktur-dalam organisme (manusia), yakni bagaimana cara-cara orang (organisme) memproses masukan (input) informasi, dan bagaimana  cara-cara perilaku berbahasa itu diatur.
Teori genetik kognitif ini didasarkan pada satu hipotesis nurani. Hipotesis ini mengatakan bahwa otak manusia dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu manusia telah dilengkapi dengan striktur bahasa universal dan apa yang disebut Language Acquisition Device (LAD). Dalam proses pemerolehan bahasa LAD ini menerima “ucapan-ucapan” dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran. Menurut Chomsky, teori behaviorisme (S-R) sangat tidak memadai untuk menerangkan proses-proses pemerolehan bahasa sebabmasukan data linguistiknya sangat sedikit untuk dapat membangkitkan rumus-rumus linguistik.
Dalam proses pemerolehan bahasa, tugas kanak-kanak dengan alat yang dimilikinya (yaitu LAD) adalah menentukan bahasa masyarakat manakah masukan kalimat-kalimat yang didengarnya itu akan dimasukkan. Struktur awal atau skema nurani yang dimilikinya semakin diperkaya setelah “bertemu” dengan masukan dari bahasa masyarakatnya (bahasa ibunya);dan kanak-kanak akan membentuk teori tata bahasanya berdasarkan itu. Tata bahasa itu terus-menerus disempurnakan berdasarkan masukan yang semakin banyak, dan sesuai dengan proses pematangan otaknya. Sesudah mencapai umur tiga atau empay tahun, tata bahasa ini sudah hampir sama baiknya dengan tata bahasa yang dimiliki orang dewasa.  Keadaa ini merupakan hal yang luar biasa mengingat betapa rumitnya bahasa yang sedang diperolehnya.
Untuk lebih memperkuat teorinya atau hipotesisnya Chomsky mengajukan hal-hal berikut:
a) Proses-proses pemerolehan bahasa pada semua kanak-kanak boleh dikatakan sama.
b) Proses pemerolehan bahasa tidak ada kaitannya dengan kecerdasan. Maksudnya, anak yang IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa pada waktu dan cara yang hampir sama.
c) Proses pemerolehan bahasa juga tidak dipengaruhi oleh motivasi dan emosi kanak-kanak.
d) Tata bahasa yang dihasilkan oleh semua kanak-kanak boleh dikatakan sama.

Jumat, 20 April 2012

IRMAWATI, NIM 105104042


TUGAS I

1. Apakah bahasa itu memengaruhi perilaku manusia ?
jawab :
    Menurut saya bahasa itu memengaruhi perilaku manusia. Hal ini didasarkan pada sifat alami manusia dalam kehidupan bermasyarakat mulai dari realitas sosial sekitarnya hingga ke lingkungan keluarganya sendiri. Misalnya, pada anak yang tumbuh di dalam keluarga yang selalu menggunakan bahasa yang halus akan melahirkan pribadi yang halus pula. Adapun anak yang tumbuh di dalam keluarga yang selalu menggunakan bahasa yang halus tetapi berperangai kasar disebabkan oleh adanya percampuran kepribadian dari anak itu sendiri dalam kehidupan sosialnya.
    Salah satu cerminan perilaku manusia adalah bahasa yang digunakan oleh manusia tersebut. Penggunaan bahasa yang santun akan menciptakan perilaku yang santun pula pada pengguna bahasa tersebut. Namun, sebaiknya kita tidak sepenuhnya percaya terhadap bahasa yang dituturkan oleh seseorang. Sekarang ini, terdapat berbagai kasus pemanipulasian bahasa mulai dari kelas sosial yang rendah hingga ke kelas sosial yang tinggi sekalipun dengan berbagai permasalahan yang ada.
2. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, bahasa dan realita kemudian bahasa dan perilaku!
jawab :
a. Bahasa dan Realita
     Seorang artis yang tampil di depan publik akan berusaha menggunakan bahasa yang kekinian (modern) untuk menjaga popularitasnya dan kadang-kadang terjadi pemanipulasian bahasa (berbohong) untuk menjaga nama baiknya.    
b. Bahasa dan Perilaku
     Seorang lelaki yang awalnya tidak feminim tetapi karena masyarakat sekitarnya membahasakan lelaki itu sebagai seorang lelaki yang feminim maka lelaki itu akan merasa tertekan hingga dia akan menerima bahwa kenyataan dalam hidupnya sebagai seoarng lelaki yang feminim dan akhirnya berperilaku feminim



TUGAS II
Menemukan ide-ide rasional yang mana lebih dulu bahasa atau pikiran dengan landasan teori.
Jawab:
     Menurut saya, pikiran lebih dulu daripada bahasa. Hal ini didasarkan pada pengertian bahasa itu sendiri, yakni bahasa merupakan bunyi oral yang keluar dari alat ucap manusia yang mengandung makna tertentu. Bahasa dan makna dari setiap bahasa tersebut merupakan hasil kesepakatan dari masyarakat bahasa melalui proses berpikir.
     Hal ini sesuai dengan teori Jean Piaget yang berpendapat bahwa pikiranlah yang membentuk bahasa. Tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Pikiranlah yang menentukan aspek-aspek sintaksis dan leksikon bahasa, bukan sebaliknya. Piaget yang mengembangkan teori pertumbuhan kognisi (Piaget,1962) menyatakan jika seorang anak dapat menggolongkan sekumpulan benda-benda tersebut dengan menggunakan kata-kata yang serupa dengan benda-benda tersebut, maka perkembangan kognisi dapat diterangkan telah terjadi sebelum dia dapat berbahasa.
     Bahasa merupakan media dari pikiran manusia. Untuk mendemonstrasikan setiap pikiran manusia yang berkenaan dengan hal-hal tertentu, manusia menggunakan bahasa. Bahasa telah mempermudah kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak perlu bersusah payah menggunakan gerakan-gerakan tubuh dan atau menunjukkan hal-hal yang dimaksudnya karena hal tersebut dapat terwakili oleh bahasa yang dituturkannya. 

TUGAS III
Tugas Analisis Percakapan

Teori Leonard Bloomfield
             Leonard Bloomfield(1887-1949) merupakan seorang tokoh linguistik Amerika yang mengikuti aliran perilaku atau behaviorisme. Bloomfield menerangkan makna dengan rumus-rumus behaviorisme. Sehingga makna tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan unsur-unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung, sedangkan makna tidak dapat.
            Teori linguistik Bloomfield ini akan lebih mudah dipahami jika diterangkan melalui contoh percakapan di bawah.
Esti      :           Deh laparku cika...
Ikbal    :           Masakka pale dulu bro.
Tak lama kemudian, ikbalpun datang membawa makanan.
Ikbal    :           Ini cika, selamat menikmati.
Esti      :           (kaget)ha...? knapa 1½ makanan, 1½ gelas air. mutauji bilang lima lambungku saya.
Ikbal    :           Cocokmi, kan kita dianjurkan mengisi perut dengan tiga jenis, yaitu makanan,
                        minuman, dan angin. Jadi saya kasihmeko 1½ nya dari semua, kalau anginnya cari
                        sendiri.
S                           r......S                                        R
(1)                              (2)     3)       (4)             (5)                                   (6)   (7)
1.      Esti merasa lapar(S=stimulus)
2.      Otak Esti bekerja mulai dari merasa lapar hingga berkata kepada Ikbal bahwa ia lapar.
3.      Perilaku dari Esti ketika berkata kepada Ikbal(r=respon).
4.      Suara yang di keluarkan Esti ketika berbicara kepada Ikbal(...)
5.      Perilaku Ikbal mendengar Suara  yang dikeluarkan esti(s= stimulus)
6.      Otak Ikbal bekerja mulai dari mendengar suara Esti, hingga berkata kepada Esti.
7.      Ikbal berpindah yaitu memasak makanan dan menyajikannya kepada Esti.
(R=respons).

            Nomor(3),(4),(5) yaitu (r s) adalah lambang atau perilaku berbahasa(speech act) yang dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik hanyalah nomor (4).
            Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r..................s) dan hubungannya dengan makna (s....................r). Apa yang terjadi didalam otak Esti mulai dari satu hinnga dua sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi didalam otak Ikbal setelah dia mendengar bunyi-bun setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.
            Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal(bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah Kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933;158). Umpamanya dari percakapan di atas terdapat kata “menikmati”:
Nikmat adalah bentuk ujaran.
Menikmati adalah bentuk ujaran.
Me-i adalah bentuk bukan ujaran.
            Dari data di atas dapat dilihat bahwa setiap ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk adalah ujaran.

Ket. percakapan:
Pemeran : Esti dan Ikbal
Tempat : Antagonis
Waktu : 16.00 WITA