KASMIA - 105104036

Tugas I Apresiasi Puisi Indonesia

1.      Buatlah sebuah contoh pantun yang di dalamnya terdapat nama Anda!
2.      Buatlah sebuah contoh syair!
Jawaban:
1.      Ada harimau mengejar sapi,
Pengembala sapi jadi gusar.
Saat Miya tak ada di kelas ini,
Hati teman-teman terasa hambar.

2.      1 syawal kita lebaran
Di penjuru dunia terdengar takbiran
Mari kita umat sehaluan
Sucikan hati saling bermaaf-maafan

TUGAS 1
Pertanyaan
1.      Apakah bahasa memengaruhi perilaku manusia?
2.      Berikan contoh mengenai hal-hal dibawah ini!
a.         bahasa dan realita.
b.         bahasa dan perilaku.
Jawaban
1.      Apakah bahasa memengaruhi perilaku manusia?
Iya, jelas bahasa memengaruhi perilaku manusia, karena dilihat dari fungsi dan peranan bahasa itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi, alat kontrol sosial, alat interpretasi diri serta ekspresi diri.
Orang yang berbahasa yang baik dan benar akan terlihat dari perilaku sehari-harinya yang sopan santun dalam bertutur kata, tentunya menghargai orang-orang di sekitarnya. Berbeda dengan orang yang sudah terbiasa dengan bertutur kata atau berbahasa yang buruk dan kasar maka yang terlihat dalam kehidupan sehari-harinya ialah perilaku yang tidak bertata krama yang baik serta tidak menghargai orang-orang di sekitarnya.  
2.      Contoh-contoh:
a.    Bahasa dan realita
1)        Ketika kita mendengar katalemari”, maka tanpa perlu kita melihat langsung benda itu, kita sudah dapat memahami atau mengetahui bahwa benda yang dimaksud adalah sebuah benda yang dapat dijadikan tempat untuk menyimpan pakaian dan aksesori lainnya, karena kita sudah sering melihat benda yang didengar, sehingga akan tersirat ciri-ciri dari benda yang dimaksud.
2)        Ketika kita mendengar katagelas” maka tanpa perlu kita melihat langsung benda itu, kita sudah dapat memahami atau mengetahui bahwa benda yang dimaksud adalah sebuah benda yang digunakan sebagai alat untuk minum, yang biasanya terbuat dari kaca atau plastik, karena kita sudah sering melihat benda yang didengar, sehingga akan tersirat ciri-ciri dari benda yang dimaksud.
b.    Bahasa dan perilaku
1)        Ketika kita bertemu dengan orang yang baru dikenal, maka kita akan menggunakan bahasa yang sopan santun disertai senyum untuk menunjukkan etika yang baik.


TUGAS 2

TUGAS PRESENTASI INDIVIDU




        TEORI JEAN PIAGET
Jean Piaget adalah ahli ilmu jiwa dan biologi bangsa Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Beliau mengembangkan teori kognitif. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Teori ini juga diperbincangkan dalam dunia pendidikan.
A.      Pengertian
Istilah kognitif berasal dari kata “cognition” artinya adalah  pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam pekembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
B.       Teori Jean Piaget
Jean Piaget meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927 sampai 1980. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan , tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap perkembangan individu/pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil.
Piaget memakai istilah scheme secara interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat diulang . Scheme berhubungan dengan:
Ä  Refleks-refleks pembawaan
Ä  Scheme mental
Jika skema yang sudah dimiliki anak mampu menjelaskan hal-hal yang dirasakan anak dari lingkungannya, kondisi ini dinamakan keadaan ekuilibrium (equilibrium), namu ketika anak menghadapi situasi baru yang tidak bisa dijelaskan dengan pola-pola yang ada, anak mengalami sensasi disekuilibrium (disequilibrium) yaitu kondisi yang tidak menyenangkan.
Perkembangan skemata ini berlangsung terus -menerus melalui adaptasi dengan lingkungannya. Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam pikiran anak. Makin baik kualitas skema ini, makin baik pulalah pola penalaran dan tingkat intelegensi anak itu.
Menurut Piaget, intelegensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek,
1.         Struktur  yaitu scheme seperti yang dikemukakan diatas.
2.         Isi yaitu content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah.
3.         Fungsi yaitu yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan intelektul.
Proses terjadinya adaptasi dari skemata yang telah terbentuk dengan stimulus baru dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1.         Asimilasi
Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yang ada atau tingkah laku yang ada.
Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempengaruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, dengan proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu. Dengan kata lain, asimilasi adalah proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk atau proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam lingkungannya.
2.         Adaptasi
Adaptasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung atau proses perubahan respons individu terhadap stimulus lingkungan, dapat pula dikatakan bahwa asimilasi terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan. Keseimbangan ini dimaksudkan agar dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan yang terdapat pada stimulus-stimulus yang dihadapi. Perkembangan kognitif ini pada dasarnya adalah perubahan dari keseimbangan  yang dimiliki ke keseimbangan baru yang diperolehnya.
C.       Tahap-tahap perkembangan
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda, yaitu:
1.         Tahap sensori motor;
2.         tahap pra operasi;
3.         tahap operasi konkrit; dan
4.         tahap operasi formal.
Perkiraan umur pada seiap tahap tersebut adalah rata-rata dan mungkin pula terdapat perbedaan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya, antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Dan teori ini berdasarkan pada hasil penelitian di negeri Swiss pada tahun 1950-an.
1.         Tahap Sensori Motor (Sensory Motoric Stage)
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.
Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2.         Tahap Pra Operasi ( Pre Operational Stage)
Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif.
Tahap ini pula merupakan tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Istilah operasi yang digunakan oleh Piaget di sini adalah berupa tindakan-tindakan kognitif, seperti mengklasifikasikan sekelompok objek (classifying), menata letak benda-benda menurut urutan tertentu (seriation), dan membilang (counting), (Mairer, 1978 : 24). Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula.


3.         Tahap Operasi Konkrit (Concrete Operational Stage)
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai dua belas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, dan pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit.
Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objek. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.
4.      Tahap Operasi Formal (Formal Operation Stage)
Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan dengan objek atau peristiwanya berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi dan generalisasi


Daftar Pustaka
Anonim1. 2012Teori Kognitif Psikologi Perkembangan Jean PiagetHttp://www.google.com/teori-kognitif-psokologi-perkembangan-jean-piaget:onlineDiakses tanggal 27 Oktober 2012.
Anonim2. 2012. Teori Perkembangan Kognisi Jean Piaget. Http://valmband.multiply.com/journal/item/12/TEORI_PERKEMBANGAN_KOGNISI_JEAN_PIAGET:online.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen pendidikan nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.  
Mahmudah. 2012. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Makassar: UNM




TUGAS III

Kemukakan pendapat Anda, apakah pikiran mempengaruhi bahasa, bahasa mempengaruhi pikiran, atau bahasa dan pikiran saling mempengaruhi  beserta teori yang mendukung pernyataan Anda!

Penjelasan:
Menurut pandangan saya, pikiranlah yang mempengaruhi bahasa, karena pikiranlah yang membentuk bahasa atau dengan kata lain tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Pertama-tama, kita akan berfikir kemudian baru memproduksi bahasa. Seperti halnya pada anak kecil, yang ia lakukan pertama kali adalah berfikir tentang yang terjadi di sekitarnya kemudian ia pun belajar memproduksi bahasa yang didengarnya.
Pendapat saya didukung oleh teori kognitif oleh Jean Piaget, beliau berpendapat bahwa pikiranlah yang membentuk bahasa.Pikiranlah yang menentukan aspek-aspek sintaksis dan leksikon bahasa, bukan sebaliknya.  Dalam penelitiannya, melalui teori pertumbuhan kognisi, mengatakan bahwa seorang anak mempelajari segala sesuatu mengenai dunia melalui tindakan-tindakan dari perilakunya kemudian baru melalui bahasa. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi aspek kognitif seseorang maka akan semakin tinggi pula bahasa yang digunakannya.



Tugas IV Psikolinguistik
Lakukan analisis percakapan berdasarkan teori-teori linguistik!
Jawab:
Keterangan:
Tempat            : Rumah Kos
Tanggal           : 15 April 2012
Waktu             : Pukul 14.10 WITA
Pelaku             : Miya dan Dila (dua orang)

Transkrip percakaapn:
Miya    : “Kenapa je’ lambat datang? Tidurki?”
Dila     : “Tidak mbe, santai-santaika saja di kamar.”
Miya    : “Saya kira kita kerjami itu di kamarta makanya tidak ke sinimi.”
Dila     : “Pua, tidak. Kan sudahki janjian mau kerjai sama-sama.”
Miya    : “Wah, janji yang ditepati.”
Dila     : “Miya, panas ya”
Miya    : (Diam, kemudian diikuti dengan tindakan menyalakan kipas angin).
Dila     : “Oh ya, datang tadi Ira di kamar, na panggil Niar bermalam, na ambil lagi teman tidurku deh.”
Miya    : “Hahaha, mungkin kangen ki juga dengan Niar itu Ira.”

A.      Teori Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur sebagai satu serangkaian hubungan antara dua orang atau lebih, seperti antara Miya dan Dila. Perilaku bertutur ini terdiri dari dua bagian kegiatan yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian-luar dibatasi oleh mulut dan telinga sedangkan bagian-dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak pembiacara dan pendengar.
Di dalam otak penutur (Miya) terdapat konsep-konsep yang dihubungkan dengan bunyi-bunyi linguistik sebagai perwujudan yang digunakan untuk mengeluarkan konsep-konsep tersebut. Baik konsep maupun imaji bunyi terletak dalam satu tempat yaitu di pusat penghubung yang berada di otak. Seperti pada percakapan:
Miya         : “Kenapa je’ lambat datang? Tidurki?”
Dila          : “Tidak ji, santai-santaika saja di kamar.”
Penutur (Miya) ingin mengemukakan sebuah konsep kepada pendengar (Dila), maka konsep itu “membukakan” pintu kepada pewujudnya yang berupa imaji bunyi yang masih berada dalam otak dan merupakan fenomena psikologis. Kemudian, dengan terbukanya pintu imaji bunyi, otak pun mengirim satu impuls yang sama dengan imaji bunyi itu kepada alat-alat ucap yang mengeluarkan bunyi, hal ini merupakan proses fisiologis.
Selanjutnya, gelombang bunyi itu bergerak dari mulut Miya melewati udara ke telinga Dila, hal ini merupakan proses fisik. Dari telinga Dila, gelombang bunyi bergerak masuk ke otak Dila dalam bentuk impuls. Kemudian, terjadilah proses psikologis yang menghubungkan imaji bunyi dengan konsep yang sama, seperti dalam otak Miya. Apabila Dila berbicara dan Miya mendengarkan, maka proses yang sama atau proese yang dijelaskan sebelumnya akan terjadi pula.
B.       Teori Leonard Bloomfield
Bloomfield merupakan penganut bahaviorisme. Menurut Bloomfield suatu bahasa dapat diamati ketika berwujud bunyi dan terdapat perilaku-perilaku bahasa, apabila hanya mental saja maka bahasa itu tidak dapat diamati.
Berdasarkan teori Bloomfield percakapan di atas dapat di analisis.
Dila          : “Miya, panas ya.”
Miya         : (Diam, kemudian diikuti dengan tindakan menyalakan kipas  angin)
Secara skematis peristiwa tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

S                            r………………s                                             R
(1)               (2)      (3)                (4)             (5)                (6)     (7)


 
Penjelasan:
(1)   Dila merasa panas (S= stimulus)
(2)   Otak Dila mulai bekerja ketika merasa panas hingga berkata pada Miya.
(3)   Perilaku dan kegiatan Dila sewaktu berkata kepada Miya (r= respon).
(4)   Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Dila ketika berbicara kepada Miya (...)
(5) Perilaku atau kegiatan Miya ketika mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Dila (s=stimulus)
(6)   Otak Miya bekerja mulai dari mendengar bunyi atau suara dari Dila sampai bertindak.
(7)   Miya bertindak menyalakan kipas angin untuk Dila yang merasa panas (R= respon).

Nomor (3), (4), dan (5) yaitu (r dan s) merupakan lambang atau perilaku berbahasa yang dapat diobservasi secara fisiologis, sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik hanyalah nomor (4). Dengan kata lain, dari nomor (1) - (7) yang merupakan bahasa hanyalah nomor (4). Menurut Bloomfield, mulai dari (1) hingga (7), kecuali (4) tidaklah penting karena hal itu tidak dapat diamati.
C.      Teori John Rupert Firth
Menurut teori Rupert Firth dalam kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori ini, ada konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Bahasa adalah susunan dari konteks-konteks ini. Firth lebih memusatkan perhatian pada tingkatan fonetik dan tingkatan semantik, sedangkan yang lain tidak terlalu diperhatikan.
Perhatikan percakapan berikut!
Dila            : “Oh ya, datang tadi Ira di kamar, na panggil Niar bermalam, na ambil lagi teman tidurku deh.”
Miya           : “Hahaha, mungkin kangen ki juga dengan Niar itu Ira.”
Berdasarkan analisis abstraksi sintagmatik maka kata ‘teman tidurku’ dapat mengandung arti sebagai berikut:
1.      Teman yang sering berdampingan ketika tidur di rumah kos
2.      Teman tidur dapat pula berarti suami.
Berdasarkan analisis abstraksi paradigmatik (makna yang sesuai dengan konteks) maka kata “teman tidurku” mengandung arti ‘teman yang sering berdampingan ketika tidur di rumah kos’.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar