Kamis, 19 April 2012

Andriani E. - 105104057


Tugas 3 Psikolinguistik
Analisis Percakapan berdasarkan teori-teori linguistik
Tempat        : Pondok Cora, Jl. Muhajirin
Hari/tanggal  : Rabu, 18 April 2012
Waktu         : 19.00

Ocha : mauka keluar beli makanan deh.
Anhy : mauki beli apa ka?
Ocha : saya mau beli bakso.
Anhy : ikutka. Saya mau beli nasi goreng
Nunu : ikutka juga. Mauka juga beli nasi goreng
Ocha :iya, tapi tunggu dulu ke kamarka sebentar
Anhy : iye, panggil ma saja nanti

A.    Analisis percakapan berdasarkan teori Ferdinand De Saussure
De Saussure memperkenalkan konsep dalam linguistik yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif atau paradigmatik. Konsep sintagmatik dan paradigmatik adalah konsep analisis ilmu bahasa struktural yang mengandung pengertian bahwa kemunculan suatu unsur menjadi unit selalu dalam hubungan atau relasi antara unit dengan unit maupun dengan unsur lainnya. Denan kata lain, unit selalu dalam hubungan dengan unit atau unsur lainnya. Hubungan jenis pertama adalah hubungan unit-unit bahasa yang telah diucapkan atau diwujudkan. Sedangkan hubungan jenis kedua adalah hubungan antara unit dengan unsur yang belum diwujudkan.
Hubungan sintagmatik adalah hubungan horizontal antara unsur-unsur kalimat yang membentuk urutan linear. Berdasarkan percakapan di atas kita dapat menganalisis pada kalimat “Saya mau beli bakso”. Kata saya yang mengisi unsur subjek mempunyai hubungan sintagmatik pelaku perbuatan (tindakan) dengan kata mau beli yang mengisi unsur predikat. Demikian pula, kata saya memiliki hubungan sintagmatik agen (pelaku) dengan kata bakso  yang mengisi unsur objek. Selanjutnya, kata mau beli mempunyai hubungan sintagmatik tindakan-pelaku dengan kata saya dan tindakan-sasaran dengan kata bakso. Hubungan-hubungan itulah yang disebut hubungan sintagmatik.
Hubungan paradigmatik hubungan antara unit yang telah terjelma dalam ucapan dan unsur yang belum terjelma dalam ucapan. Unsur yang belum terjelma yaitu unsur yang dikuasai oleh kemampuan ingatan atau kelengkapan penguasaan bahasa si pembicara. Berdasarkan kalimat tadi, kata  saya dalam kalimat saya mau beli bakso dapat dihubungkan dengan jumlah relatif yang tidak terbatas, yaitu dengan kata ibu, bapak, kakak, adik, dan seterusnya bergantung kepada kemampuan ingatan dan pengalaman seseorang. Begitu pula kata bakso mempunyai hubungan paradigmatik dengan kata nasi goreng, mie goreng, mie pangsit, dan seterusnya.
B.     Analisis percakapan berdasarkan teori Leonard Bloomfield
Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur. Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan-potongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linear.
Percakapan di atas dapat di analisis berdasarkan teori Bloomfield.
Ocha : mauka keluar beli makanan deh.
Anhy: mauki beli apa ka?
Ocha : saya mau beli bakso
    Perilaku Anhy ketika mendengar ucapan Ocha merupakan stimulus di dalam otak Anhy. Otak Anhy bekerja mulai dari mendengar ucapan Ocha sampai bertindak dan bertanya merupakan respon dari stimulus tadi. perilaku Ocha ketika mendengarkan pertanyaan atau bunyi suara tesebut merupakan stimulus yang dialami Ocha. Kemudian, Ocha menjawab pertanyaan itu sebagai respon dari stimulus tersebut.
Jadi, berdasarkan analisis tersebut terlihat bahwa suatu bahasa tidak dapat diamati jika melalui mental seseorang. Suatu bahasa dapat diamati ketika berwujud bunyi-bunyian karena dapat diperiksa atau diamati secara fisik.
Percakapan tersebut dapat dibagi dalam istilah/term teori linguistik Bloomfield,
1.      Fonem, dalam percakapan itu terdapat fonem, misalnya pada kata beli yang terdiri dari empat fonem yaitu |b|, |e|, |l|, dan |i|.
2.      Morfem, misalnya dalam kalimat saya mau beli bakso terdapat morfem saya, mau, beli, dan bakso.  
3.      Frase, pada kalimat saya mau beli bakso, terdapat frase mau beli
4.      Kata, pada kalimat saya mau beli bakso, terdapat kata saya, mau, beli, dan bakso.
5.      Kalimat, pada kalimat saya mau beli bakso.
C.     Analisis percakapan berdasarkan teori John Rupert Firth
Menurut Firth dalam kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori Firth ada konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Bahasa adalah susunan dari konteks-konteks itu. Menurut Firth struktur bahasa itu terdiri dari lima tingkatan yaitu tingkatan, fonetik, morfologi, leksikon, sintaksis, dan semantik. Firtyh lebih memusatkan perhatian pada tingkatan fonetik dan semantik karena menurutnya tingkatan tersebut yang paling dekat dengan konteks.
Pada percakapan di atas, misalnya kalimat “mauka keluar beli makanan deh”. Kata keluar di sini dapat menghasilkan makna yang berlainan, karena tidak memberi kejelasan bahwa keluar ini dalam hal apa. Untuk mengetahui makna sebenarnya, kata keluar ini dapat dilihat pada tingkatan selanjutnya misalnya morfologi, sintaksis, atau semantik. Dalam konteks sintaksis, kata keluar tersebut terangkai dalam kalimat mauka keluar beli makanan deh, sehingga maknanya jelas bahwa ia keluar untuk membeli makanan. Selain itu, perlu pula melihat konteksnya, misalnya konteks situasi, yang terjadi pada malam hari dan pada waktu makan malam.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar