Kamis, 19 April 2012

Indah Nurmalasari-105104045


TUGAS PSIKOLINGUISTIK III
NAMA                       :           INDAH NURMALASARI
NIM                           :            105104045
LOKASI                    :           RUMAH TANTE
HARI/TANGGAL     :           SELASA, 17 APRIL 2012
PEMBICARA           :           SISKA, INDAH, DAN NITA

PERCAKAPAN
Siska     :    Kuliah di mana ki?
Indah     :    di UNM.
Siska     :    jurusan apa?
Indah     :    bahasa Indonesia, kita?
Siska     :    bahasa Inggris di 45.
Indah     :    ooo, ku kira bahasa Indonesia kita ambil?
                  Karena itu harina bilang anak-anak bahasa Indonesia bede’ kita.
Siska     :    bukan, eh kita kenal yang namanya Anti?
Indah     :    jurusan apa?
Siska     :    bahasa Inggris di UNM juga, anak Bidik Misi.
Indah   :    oo, tidak saya kenalki, masalahnya jarang ma’ ikut pertemuannya Bidik Misi karna beberapa minggu ka ini sakit. Terus kalau di kampus selesai kuliah ku langsung ma’pulang.
Nita       :    iya memang, saya juga begitu. Haha…
                  Masuk jam berapaki Indah?
Indah     :    jam 1 pi, kita?
Nita       :    jam 3, malas ka saya kuliah sore.
Indah     :    kenapa tidak masuk pagi saja dosen mu?
Nita       :    full kelas bela…
Indah     :    ooo……
                  Sabar!
ANALISIS PERCAKAPAN
1.  Teori Ferdinand De Saussure                    

Dari percakapan di atas, jika dilihat dari Teori Ferdinand De Saussure. De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur sebagai suatu rangkaian hubungan antara dua orang atau lebih, seperti antara A dengan B. Perilaku bertutur ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian-luar dibatasi dengan mulut dan telinga, sedangkan bagian-dalam dibatasi oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak pembicara dan pendengar. Misalnya pada saat Siska berbicara maka Indah dan Nita sebagai pendengar dan begitupun jika Indah berbicara maka Siska dan Nita sebagai pendengar begitupun sebaliknya. Di dalam otak penutur A terdapat konsep-konsep atau fakta-fakta mental yang dihubungkan dengan bunyi-bunyi linguistik sebagai perwujudannya yang digunakan untuk melahirkan atau mengeluarkan konsep-konsep tersebut. Misalnya pada saat Siska berbicara kepada Indah, di dlamnya otaknya terdapat beberapa kata yang terkonsep kemudian mengeluarkan bunyi dengan berbicara.
Apabila penutur ingin mengemukakan sebuah konsep kepada pendengar B, maka konsep itu membukakan pintu kepada pewujudnya yang berupa imaji bunyi yang masih berada dalam otak dan merupakan fenomena psikologis, lalu otak mengirim satu infuse yang sama dengan imaji bunyi itu kepada alat ucap yang mengeluarkan bunyi.

2.      .       Teori Leonard Bloomfield
Pada teori Leonard Bloomfield yaitu distimulus dan respon. Hubungan stimulus dan respon pada saat Siska bertanya kepada Indah tentang di mana dia kuliah, yang berarti bahwa stimulus Siska berjalan ketika dia berbicara kepada Indah dinamakan perilaku bahasa. Hal tersebut disebabkan karena dapat diamati dan diobservasi secara konkret. Bloomfield yang menganut paham behaviourisme mengganggap bahwa perilaku dalam bertuturlah yang menjadi bagian penting dalam kajian linguistik.
Leonard Bloomfield adalah penganut paham behaviorisme yang menerangkan makna semantik dengan menggunakan rumus-rumus behaviourisme tersebut. Unsur-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan unsur-unsur itu. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.

3.        Teori John Ruppert Firth
Firth mengatakan bahwa,  kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori Firth terdapat konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Akan tetapi, Firth lebih memusatkan perhatian hanya pada tingkatan fonetik dan tingkatan semantik. Misalnya, pada saat Siska bertanya kepada Indah “jurusan apa kita ambil?” Kata ambil pada percakapan tersebut dapat menimbulkan makna-makna yang berlainan. Kata ambil bisa diartikan sebagai mengambil sesuatu atau benda, tetapi pada saat dimasukkan dalam sebuah kalimat maka kata ambil tersebut dapat berarti apa yang digeluti. Sebab, di dalam teori John Ruppert Firth ini yang ia teliti yaitu teori konteks situasi untuk menentukan arti dan analisis prosodi dalam fonologi.
  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar