Nim: 105104059
Kelas: B
Makalah Psikolinguistik
Teori Skinner
Burrhus Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di
kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan pendekatan
behavioristik untuk menerangkan tingkah laku dengan pendekatan model
instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol
melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol
tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam
lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih
fleksibel daripada conditioning klasik. hanya sebagian kecil dari prilaku yang
bisa dipelajari. Konsioning klasik hanya
menjelaskan bagaimana prilaku yang ada dipasangkan dengan rangsangan yang baru,
yang mana dalam teoritersebut tidak menjelaskan bagaimana prilaku operan baru
tersebut dapat dicapai. Dalam teori belajarnya Skinner mendefinissikan bahwa
belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku.
Operant
Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau
negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau
menghilang sesuai dengan keinginan. Perilaku operan adalah
perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku
responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus
tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil
yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka
anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja
atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah
penguat positifnya.
Ada 4 asumsi yang membentuk landasan
untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi
itu adalah sebagai berikut:
- Belajar itu adalah tingkah laku.
- Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
- Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
- Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Gaya mengajar guru dilakukan
secara searah dan dikontrol melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).
Manajemen kelas menurut Skinner berupa usaha untuk memodifikasi prilaku
(behavior modification) antara lain dengan proses penguatan(reinforcement)
yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi
ingatan apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Skinner percaya bahwa
proses pembelajaran yang utama antara binatang dan manusia sama. Jadi, mesin
pengajarannya juga sama yaitu didasarkan pada prinsip pembelajaran melalui
penguatan. Bagi Skinner di dalam pembelajaran guru merupakan arsitek utama
dalam pembentukan tingkah laku siswa agar siswa dapat bertutur sesuai dengan
tujuan pembelajaran bahasa itu. Tujuan pembelajaran dibagi dalam tugas-tugas
kecil yang diperkuat satu demi satu agar serangkaian perbuatan atau operan itu
dapat diperkuat sehingga dengan demikian dapat menambah kemungkinan berulangnya
perbuatan-perbuatan ini di kemudian hari. Di sini guru harus memperhatikan
benar-benar waktu-waktu yang tepat untuk memberikan penguatan begitu juga
selang waktu pemberiannya harus diatur dengan baik.
Menurut Skinner yang
paling penting yang harus diperhatikan adalah hubungan antara respon yang
berlangsung dapat diamati, jangan memikirkan hubungan mental di antara keduanya
karena hubungan-hubungan mental itu tidak dapat diamati.
Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting
dalam belajar adalah penguatan ( reinforcement) maksudnya pengetahuan yang
terbentuk melalui ingatan stimulus-respon akan semakin kuat apabila diberi
penguatan. Skinner membagi penguatan menjadi dua yaitu penguatan positiif dan
penguatan negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif yaitu hadiah, permen, kado,
makanan, perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk
tangan, mengajungkan jempol ) dan penghargaan. Bentuk-bentuk penguatan negatif
yaitu menunda atau tidak memberi penghargaan, memberi tugas
tambahan/menunjukkan perilaku tidak senang.
Beberapa prinsip belajar Skinner
:
1.
Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa, jika
salah dibetulkan dan jika benar diberi penguatan.
2.
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3.
Materi pelajaran digunakan sistem modul.
4.
Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas
sendiri.
5.
Dalan proses pembelajaran tidak digunakan hukuman. Untuk ini
lingkungan perlu diubah untuk menghindari adanya hukuman.
6.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan
hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel rasio reinvorcer.
7.
Dalam pembelajaran digunakan shaping.
Konsep-konsep yang dikemukakan
Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia
mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana namun lebih komprehensif.
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku
tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya
respon yang diterima seseorang tidak sesederhan itu karena stimulus –stimulus
yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan
mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dlam memahami
tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus
yang satu dengan lainnya serta memahami konsep yang mungkin timbul akibat
respon tersebut.
Aliran psikologi belajar yang
sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek
pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakain kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilangkan bila dikenai
hukuman.
Aplikasi teori behavioristik
dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan
pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik pebelajar, media, dan
fasilitas pembejaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak
pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti,
tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi sehingga
belajar adalah perolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar.
Fungsi mind atau pikiran adalah
untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir
yang dapat dianalisis atau dipilah sehingga makna yang dihasilkan dari proses
berpikir seperti iniditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan
tersebut. Pebelajar diharapakan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan
yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang
harus dipahami oleh murid.
Metode behavioristik ini sangat
cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya
tahan dan sebagainya. Contohnya yaitu percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini
cocok diterapkan untuk melatih anak-anak ang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang
dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
A. Kelebihan
dan Kekurangan Teori Skinner yaitu :
1. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan
untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan
dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan
lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya
kesalahan
2. Kekurangan
Tanpa
adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi
kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan
lancar
arnya kegiatan belajar-mengajar.
Beberapa Kekeliruan
dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara
untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak
merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami
sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman
verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru
berakibat buruk pada siswa. Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif
juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di
kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap
anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam
satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan
para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika,
menyanyi, menari atau olahraga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar