Tugas II Materi Presentasi (Jumat, 16 Maret 2012)
Teori Noam Chomsky
A. Sekilas
Biografi Avram Noam Chomsky
Avram
Noam Chomsky lahir di Philadephia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7 Desember
1928. Chomsky sekarang berusia 83 tahun. Chomsky adalah seorang profesor
linguistik dari Institut Teknologi Massachussets. Salah satu reputasi Chomsky
di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif.
Chomsky
dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr. William Zey
Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ayahnya dikenal sebagai ahli grmatika bahasa
Ibrani yang terkemuka yang menulis sejumlah karya gramtika bahasa itu. Pada
usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang
tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak
melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan
intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan)
menekankan pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang
sekaligus aktivis.
Sang
paman, suami kakak ibunya, ikut memengaruhi arah watak intelektual Chomsky
dengan memperkenalkannya tokoh-tokoh pemikiran terkemuka, Sigmund Freud, dan
berbagai aliran komunis seperti Karl Marx, Stalinis, Trotskys, Leninisme dan
yang lain-lainnya. Toko pamannya, yang menjual berbagai Koran dan majalah di
New York, menjadi tempat berkumpulnya para intelektual Yahudi di New York.
Menurut Chomsky bahwa kelas pekerja Yahudi di New York memang berbeda.
Intelektualitas mereka sangat tinggi, sekalipun sangat miskin. Banyak diantara
mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka hidup di tengah lingkungan
yang kaya secara intelektualitas dan hal tersebut sangat berpengaruh pada masa
remaja Chomsky.
Chomsky
tidak hanya ahli di bidang linguistik tetapi beliau juga merambah ke studi
politik. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik dengan beragam tema.
Sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang
paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema
politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan di
media AS.
Selama
lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih
dari 60 penerbit di seluruh dunia. Baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul
di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik,
hingga kumpulan wawancara dan esai.
B. Teori
Avram Noam Chomsky
Mengenai
hubungan bahasa dan pemikiran Noam Chomsky mengajukan kembali teori klasik yang
disebut hipotesis nurani (Chomsky,
1957, 1965, 1968 dalam Chaer, 2009: 56). Sebenarnya teori ini tidak secara
langsung membicarakan hubungan bahasa dengan pemikiran, tetapi kita dapat
menarik kesimpulan mengenai hal itu karena Chomsky sendiri menegaskan bahwa
pengkajian bahasa membukakan perspektif yang baik dalam pengkajian proses
mental (pemikiran) manusia.
Noam
Chomsky beranggapan bahwa pengaruh lingkungan bukan faktor penting dalam
pemerolehan bahasa. Dalam belajar bahasa manusia telah memiliki kemampuan yang
secara genetis telah diprogramkan. Pandangan ini beranggapan bahwa bahasa
merupakan pemerian biologis yang sering disebut sebagai “hipotesis nurani (innteness hypothesis)”.
Menurut
pandangan ini, bahasa selalu kompleks dan mustahil dipelajari dalam waktu
singkat.melalui metode seperti peniruan (imitation).
Jadi, beberapa aspek penting yang menyangkut sistem bahasa pasti sudah ada pada
manusia secara alamiah. Chomsky (1965,1975) tidak hanya terkesan pada
kompleksnya bahasa, melainkan juga pada betapa banyak kesalahan dan penyimpangan
kaidah pada pengucapan bahasa (performance).
Manusia tidak mungkin belajar bahasa (pertama) dari manusia lain; selama
belajar mereka menggunkan prinsip-prinsip yang membimbingnya menyusun tata
bahasa. Belajar bahasa hanyalah menisikan detail dalam struktur yang sudah ada
secara alamiah.
Bahasa
hanya dapa dikuasai manusia oleh manusia. Pandangan ini berlandaskan pada
asumsi bahwa (1) perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetic), pola perkembangan bahasa sama
pada pelbagai bahasa dan budaya (bersifat universal), dan lingkungan memiliki
peranan yang kecil dalam proses pematangan berbahasa; (2) bahasa dikuasai dalam
waktu yang singkat (anak usia 4 tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang
dewasa); lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan cukup data bagi
penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Chomsky
(1979) menjelaskan bahwa anak sudah dibekali secara alamiah dengan “piranti
penguasaan bahasa” (language acquisition
devide (LAD). Alat yang merupakan pemberian biologis ini sudah diprogramkan
untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu bahasa. LAD dianggap sebagai
suatu bagian fisiologis dari otak yang dikhususkan umtuk memroses bahasa dan
tidak berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lain. LAD membekali anak dengan
kemampuan alamiah untuk berbahasa. Kelengkapan bahasa ini berisi sejumlah
hipotesis bawaan.
Lenneberg
(Brown, 1980: 21) menjelaskan bahwa bahasa merupakan pola tingkah laku dan
bentuk persepsi kecakapan mengkatagori serta mekanisme bahasa secara biologis
telah ditentukan. Sebagai kemampuan bawaan, LAD terdiri dari:
(1) Kecakapan
untuk membedakan bunyi bahasa ke dalam sejumlah bunyi yang lain;
(2) Kecakapan
mengorganisasikan satuan bahasa ke dalam sejumalh kelas yang akan berkembang
kemudian;
(3) Pengetahuan
tentang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin;
(4) Kecakapan
menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian perkembangan sistem
linguistik sehingga dapat melhairkan sistem yang dirasakan mungkin di luar data
lingusitik yang ditemukan.
Keterangan
LAD di atas menunjukkan bahwa LAD menyentuh berbagai aspek pemerolehan bahasa,
misalnya aspek makna, abstraksi, dan kreativitas.
Sebelum
ini ada pandangan Von Humboldt yang tampak tidak konssten. Pada satu pihak Von
Humboldt menyatakan keragaman bahasa-bahasa di dunia ini mencerminkan adanya
keragaman pandangan hidup (weltanschauung);
tetapi di pihak lain beliau berpendapat bahawa yang mendasari tiap-tiap bahasa
manusia adalah satu sistem-universal
yang menggambarkan keunikan intelek manusia. Oleh karena itu, Von Humboldt juga
sependapat dengan pandangan rasionalis yang mengatakan bahwa bahasa tidaklah
dipelajari oleh kanak-kanak dan tidak pula diajarkan oleh ibu-ibu, melainkan
tumbuh sendiri dari dalam diri kanak-kanak itu dengan cara yangh telah ditentukan
lebih dahulu (oleh alam) apabila keadaan-keadaan lingkungan yang sesuai
terdapat.
Pandangan
Von Humboldt yang tidak konsisten itu dapat diperjelas oleh teori Chomsky.
Menurut Chomsky yang sejalan dengan pandangan rasionalis, bahasa-bahasa yang
ada di dunia adalah sama (karena didasari oleh suatu system yang universal)
hanyalah pada tingkat dalamnya saja yang disebut struktur-dalam (deep structure). Pada tingkat luar atau
struktur-luar (surface structure)
bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat dalam bahasa itulah terdapat rumus-rumus
tata bahasa yng mengatur proses-proses untuk memungkinkan aspek-aspek kreatif
bahasa bekerja. Menurut Chomsky, Inti
proses generatif bahasa (aspek kreatif) terletak pada tingkat dalam ini.
Inti proses generatif bahasa merupakan alat semantic untuk menciptakan
kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas jumlahnya dan dinamai tata bahasa
generatif.
Hipotesis
nurani berpendapat bahwa struktur-struktur dalam bahasa adalah sama. Struktur-dalam
setiap bahasa bersifat otonom; dank arena itu tidak ada hubungannya dengan
system kognisi (pemikiran) pada umumnya; termasuk keceerdasan. Hal ini sangat
berbeda dengan hipotesis Sapir-Whorf yang mengganggap bahwa struktur-struktur
yang mendasari bahasa-bahasa di dunia adalah berbeda-beda. Oleh karena itu,
pandangan hidup atau cara berpikir para penutur bahasa-bahasa itu, yang
tercermin dalam struktur-struktur itu adalah berbeda-beda pula.
Teori
Chomsky adalah teori linguistik modern yang paling menonjol yang mencerminkan
kemampuan akal, membicarakan masalah-masalah kebahasaan dan pemerolehannya
serta hubungannya dengan akal dan pengetahuan manusia. Dia mendasrkan teorinya
pada asumsi bahwa bahsa menjadi bagian dari komponen manusia dan produk khas akal
manusia. Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan
pikiran manusia. Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuan berfikir dan
kecerdasannya, serta kemampuannya berbahasa. Hal itulah yang menjadi aspek yang
paling fundamental dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu, sangat tidak logis
jika bahasa yang sangat vital ini berubah bentuk menjadi susunan kata yang
terstruktur, kosong dari makna. Dalam teorinya, Chomsky sangat menaruh
perhatian pada kaidah yang diistilahkan dengan “sistem yang ada pada akal
penutur bahasa yang berbentuk batin, yang diperolehnya semasa kecil”
berdasarkan pemahamannya terhadap kaidah-kaidah itu, setiap penutur bahasa
tertentu dengan bahasa ini akan mampu memahami kalimat atau susuna kata dengan
mudah, sekalipun ia belum pernah menggunakannya. Chomsky berpendapat bahwa
tujuan dari semua teori bahasa hendaknya dihubungkan dengan ilmu tentang
kaidah-kaidah bahasa yang ada di dalam akal si penutur bahasa, yakni
pengetahuan kaidah bahasa itu menjadikan penutur bahasa tertentu bias
melahirkan atau menginovasikan semua kalimat-kalimat dengan benar di dalam
bahasa yang dimaksud.
Daftar
pustaka:
Anonim1.
2011. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/196302101987031-YAYAT_SUDARYAT/Buku_Psikolinguistik/Buku_Psikolinguistik/PSIKO.pdf.
Diakes pada tanggal 9 Maret 2012.
Anonim2.
2011. http://setiaselamanya.wordpress.com/2011/05/06/metodologi-pembelajaran-bahasa-arab-teori-kognitif/
Diakses pada tanggal 9 Maret 2012
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mahmudah. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Makassar:
Badan Penerbit UNM.
Good..
BalasHapus