PSIKOLINGUISTIK
TUGAS II
KARDINA
105104035
Manakah yang lebih dahulu,
berpikir atau berbahasa? Jelaskan berdasarkan ide-ide rasional Anda serta
dukungan dari teori yang ada ada!
Jawab:
Menurut saya, berbahasa dulu kemudian berpikir, karena
seseorang berpikir dengan menggunakan alat yang disebut dengan simbol-simbol atau
bahasa. Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di
dalamnya, yaitu segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Oleh
karena itu memahami bahasa akan memungkinkan untuk memahami bentuk-bentuk
pemahaman manusia.
Bahasa juga
merupakan media manusia berpikir secara abstrak dimana objek-objek faktual
ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang abstrak. Dengan adanya
transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek,
meskipun objek itu tidak dapat terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan.
Karena itulah Manusia tidak dapat berbuat apa-apa tanpa menggunakan bahasa
termasuk ketika manusia sedang berpikir.
sebuah uraian yang cukup menarik mengenai keterkaitan antara
bahasa dan pikiran yang dinyatakan oleh Saphir dan Whorf. saphir dan Whorf menyatakan
bahwa pikiran ditentukan oleh klasifikasi dari bahasa tertentu yang digunakan
manusia (Schlenker, 2004). Sapir dan Worf
mengatakan bahwa tidak ada dua bahasa yang memiliki kesamaan untuk
dipertimbangkan sebagai realitas sosial yang sama. Sapir dan Worf menguraikan
dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran.
1.
Hipotesis pertama adalah
lingusitic relativity hypothesis yang menyatakan bahwa perbedaan struktur
bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif non bahasa (nonlinguistic
cognitive). Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan
bahasa tersebut.
2.
Hipotesis kedua adalah
linguistics determinism yang menyatakan bahwa struktur bahasa mempengaruhi cara
inidvidu mempersepsi dan menalar dunia perseptual. Dengan kata lain, struktur
kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam
bahasa.
Pengaruh
bahasa terhadap pikiran dapat terjadi melalui habituasi dan beroperasinya aspek
formal bahasa, misalnya gramar dan leksikon. Whorf mengatakan “grammatical and
lexical resources of individual languages heavily constrain the conceptual
representations available to their speakers”. Gramar dan leksikon dalam sebuah
bahasa menjadi penentu representasi konseptual yang ada dalam pengguna bahasa
tersebut. Selain habituasi dan aspek formal bahasa, salah satu aspek yang
dominan dalam konsep Whorf dan Sapir adalah masalah bahasa mempengaruhi
kategorisasi dalam persepsi manusia yang akan menjadi premis dalam berpikir.
Manusia
hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan lainnya dalam kata-kata yang
terbahasakan. Bahasa yang dipelajari semenjak anak-anak bukanlah bahasa yang
netral dalam mengkoding realitas objektif. Bahasa memiliki orientasi yang
subjektif dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi inilah yang
selanjutnya mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar