Nama : Desi Arini Lestari Pratiwi
Nim : 105104047
Prodi/Kls : PBSI/B
TEORI-TEORI KOGNITIF
Setelah
memahami beberapa teori pembelajaran dalam psikologi yang bertumpu pada teori
hubungan stimulus-respons, selanjutnya akan dikemukakan beberapa teori pembelajaran
dalam psikologi yang bertumpu pada teori kognitif. Sebelum membahas teori kognitif, ada baiknya
jika kita mampu membedakan antara pandangan behaviorisme dengan pandangan
Gestalt. Yaitu:
Behavior
Elemental, objektif, Empiristik
Menitikberatkan pada proses hubungan stimulus-reinforcement-respon
sebagai bagian terpenting dalam belajar.
Lebih menekankan pada perilaku empiris (nyata)
Belajar ditafsirkan sebagai perubahan perilaku
Contoh : mengubah perilaku siswa yang tampak.
Gestalt
Holistik, Subjektif, Kognitif,
nativistik (dipengaruhi oleh pembawaan) Fenomenologis.
Berpandangan bahwa tingkahlaku seseorang bergantung pada
insight
(pencerahan/pemahaman) daripada trial & error
Lebih menekankan pada kognisi
Lebih pada reorganisasi perseptual dalam memperoleh
pemahaman.
Contoh : Mengubah pemahaman siswa tentang masalah yang
dihadapinya.
Disini yang dimaksud
dengan teori kognitif adalah pengkajian bagaimana caranya persepsi mempengaruhi
perilaku dan bagaimana caranya pengalaman mempengaruhi persepsi. Dengan kata
lain, teori kognitif mencoba mengkaji
proses-proses akal atau mental yang berlaku pada waktu proses
pembelajaran berlangsung.
A. Teori
Behaviorisme Purposif dari Tolman
Tolman (1886-1959) lahir di Newton,
Massachusetts. Ia memperoleh gelar Master of Art (1912) dan doktornya di
Universitas Harvard pada bidang psikologi. Lalu ia mengajar di Universitas
Northwestern (1915-1918). Dari universitas ini ia pergi ke Uneversitas
California dan menetap di sana hingga ia mengundurkan diri karena menolak untuk
menandatangani sumpah setia yang dianggapnya sebagai pelanggaran kebebasan
akademik. Akan tetapi ia kembali lagi ke universitas ini atas permintaan para
professor.
Teori belajar Tolman dapat dikatakan sebagai campuran antara
Teori Gestalt dan Behaviorisme. Setelah lulus dari Harvard Tolman pergi ke
Jerman dan bekerja dengan Koffka. Keberadaan teori Gestalt terhadap proses
berteorinya mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Sikapnya yang senang
terhadap teori Gestalt tidaklah menghalangi perhatiannya terhadap behaviorisme.
Tolman memperhatikan ada sedikit nilai dalam introspective approach,
padahal ia merasakan psikologi merupakan obyektif yang komplit. Pemikirannya
bertentangan dengan para behavioris yang menyatakan unit perilaku bisa
dipelajari sebagai unsur-unsur yang terpisah. Para behavioris seperti Pavlov,
Guthrie, Hull, Watson, dan Skinner digambarkan Tolman sebagai "Psychology
of Twitchism" karena mereka melihat segmen-segmen perlilaku yang besar
dapat dibagi menjadi segmen-segmen kecil, seperti reflek-reflek yang
selanjutnya dianalisis.
Teori Behaviorisme Purposif yang
diperkenalkan oleh Tolman mengajarkan
bahwa apabila suatu rangsangan tertentu menimbulkan respons tertentu, maka akan
kita lihat rangsangan itu dalam perspektif yang baru. Umpamanya, pada waktu di
SD atau SLTP kita diajar untuk selalu berlaku sopan dan menghormati guru.
Sebagai akibatnya bila kita berhadapan dengan dosen atau guru besar di
perguruan tinggi (berupa rangsangan), maka kita juga akan berlaku sopan,
hormat, dan diam mendengarkan kuliahnya. Namun, dosen atau guru besar itu
mungkin akan marah atau menegur jika kita bersikap demikian, karena masih
dianggapnya sebagai kanak-kanak, bukan mahasiswa. Kita dituntut untuk lebih
terbuka , lebih banyak berbicara, dan tidak terlalu bersifat formal. Disini
kita melihat keadaan dalam perspektif yang baru, dan sebagai akibatnya kognisi
kita akan membuat respons yang baru pula.
Selain memusatkan perhatian yang besar
kepada rangsangan dan respons- luar, teori behaviorisme purposif juga
memasukkan konsep kognisi kedalam sistemnya, dan melihat perilaku secara
keseluruhan, tidak dari satu bagian kecil tertentu. Maksudnya, setiap perilaku
harus dilihat sebagai bagian dari perilaku yang lebih besar yang mempunyai satu
tujuan. Tolman juga mengemukakan apabila kita ingin memahami perilaku seseorang
dengan baik maka terlebih dahulu kita harus memahami tujuan yang ingin dicapai
oleh orang tersebut. jadi, unsur-unsur yang utama dan perlu dalam teori
behaviorisme purposif adalah rangsangan, kognisi, peta kognisi, tujuan, dan
barulah respons (gerak balas). Karena itu, teori ini juga sering digambarkan
sebagai S-O-R. Formula itu dibaca sebagai stimulus-organisme-respons. Disini O
melambangkan peran kognisi yang menengahi S dan R. Yang dimaksud dengan kognisi
pada formula itub adalah proses akal atau mental untuk memperoleh, menyimpan,
mendapatkan, dan mengubah pengetahuan. Pengetahuan ini sebagai hasil dari
persepsi terhadap hubungan-hubungan dalam di antara benda-benda,
kejadian-kejadian, atau apa saja yang kita alami melalui panca indra kita.
Teori
kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt. Yang condong
pada belajar secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga
secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
Lahirnya teori behaviorisme
purposif ini ”diilhami” oleh teori medan gestalt yang pada mulanya
diperkenalkan di Jerman oleh Wertheimer, Kohler, Koffka. Ketiga pakar psikologi
Jerman ini menaruh perhatian besar pada peranan persepsi atau pengamatan dalam
pembelajaran. Perhatikan gambar berikut!
·
·
·
·
·
|
Kalau anda mengatakan bahwa anda
hanya melihat adanya tiga buah titik pada gambar tesebut, maka menurut
wertheimer dan kawan-kawannya anda tertipu. Mereka mengatakan, benar bagi siapa
saja melihat adanya sebuah segitiga dan sebuah garis pada gambar itu.
Gejala-gajala seperti inilah yang diamati oleh wertheimer dan kawan-kawannya
yang telah mendorong lahirnya teori baru yang disebut teori medan gestalt. Oleh karena teori medan
gestalt ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap teori Tolman
dibandingkan dengan pengaruh behaviorisme, maka teori behaviorisme purposif ini
digolongkan ke dalam teori-teori kognitif.
B. Teori Medan Gestalt dari Wertheimer
Max Wertheimer adalah tokoh tertua
dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia
mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun
1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan
rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.Koffka dan Kohler
Kata Gestalt berasal dari Jerman Psikologi
Gestalt adalah suatu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai
suatu keseluruhan atau totalitas. Data-data dalam psikologi gestalt disebut
phenomena (gejala), sebab dalam suatu gejala terdapat dua unsur yakni objek dan
arti. Objek adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah objek tersebut
ditangkap oleh indra. Pada objek tersebut kiata akan memberikan arti dan
sekaligus kita mendapatkan suatu informasi dari objek tersebut.
Teori Medan
Teori
Gestalt ini dipandang sebagai usaha untuk mengaplikasikan teori medan. Teori
ini dapat dideskripsikan sebagai system yang saling terkait secara dinamis dan
setiap unsur-unsurnya saling terkait satu sama lain. Teori ini digunakan dalam
berbagai level pada konsep Gestalt. Psikologi Gestalt percaya bahwa apapun yang
terjadi pada seseorang maka itu akan mempengaruhi segala sesuatu yang ada pada
diri orang tersebut. Misalnya seseorang yang lidahnya kegigit tanpa sengaja,
orang itu akan merasa perubahan dalam menjalani kesehariannya, misalnya tidak
bisa menikmati makanan pedas karena perih jika terkena lidahnya.
Medan diartikan sebagai sistem yang
saling terkait secara dinamis, bagian yang satu saling mempengaruhi bagian yang
lain. Psikologi gestlat percaya bahwa apa yang terjadi pada seseorang yang akan
mempengaruhi sesuatu yang lain pada diri orang itu. Salah satu tokoh psikologi
gestalt yang mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori medan adalah Kurt
Lewin (1890-1947) Lewin mengatakan bahwa perilaku manusia pada waktu tertentu
di tentukan oleh jumlah total dari fakta psikologis pada waktu tertentu. Life
space ( ruang kehidupan) seseorang adalah jumlah total dari semua fakta
psikologis ini. Kejadian – kejadian tersebut menentukan perilaku yang akan
menimbulkan pengaruh positif maupun negatif. Pengalaman tersebut akan menata
ulang dan menyebabkan perubahan dalam hidup. Dan sebab-sebab tersebut
bersifatdinamis. Jadi teori medan psikologis secara singkat dapat dijelaskan
jika seseorang berada dalam mendan pengaruh yang terus menerus berubah, dan
satu perubahan dalam satu sebab akan mempengaruhi semua sebab lainya.
Pokok-pokok Teori Belajar Gestalt.
Psikologi Gestalt bermula pada lapangan
pengamatan ( persepsi ) dan mencapai sukses yang terbesar juga dalam
lapangan ini. Demonstrasinya mengenai peranan latar belakang dan
organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara fenomenal demikian
meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah.
Ketika para ahli Psikologi Gestalt beralih dari masalah
pengamatan ke masalah belajar, maka hasil-hasil yang telah kuat / sukses dalam
penelitian mengenai pengamatan itu dibawanya dalam studi mengenai belajar
. Karena asumsi bahwa hukum –hukum atau prinsip-prinsip yang berlaku pada
proses pengamatan dapat ditransfer kepada hal belajar, maka untuk
memahami proses belajar orang perlu memahami hukum-hukum yang menguasai
proses pengamatan itu.
Pada pengamatan itu menekankan perhatian pada bentuk yang
terorganisasi (organized form) dan pola persepsi manusia .
Pemahaman dan persepsi tentang hubungan-hubungan dalam kebulatan
(entities) adalah sangat esensial dalam belajar. Psikologi Gestalt ini terkenal
juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebut cognitive field theory.
Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar
bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena
keseluruhan lebuh dari pada bagian- bagiannya.